Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perjuangan Masyarakat Pulau Pari Melawan Kerusakan Ekosistem Pesisir

24 Januari 2025   23:06 Diperbarui: 24 Januari 2025   23:06 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan mangrove dan aneka biota laut di Pulau Pari, Kepulauan Seribu | Dokpri/Billy Steven Kaitjily

Pasalnya, di Pulau Pari, banyak wilayah yang terkena abrasi. Salah satu penahan abrasi yang daya tahannya kuat adalah mangrove, meski disadari pertumbuhannya butuh waktu yang lama.

Berkat kerja keras masyarakat, sekitar 40 ribu pohon mangrove telah tumbuh subur dalam tiga tahun terakhir.

Upaya tersebut tidak hanya dilakukan oleh warga setempat, tapi juga melibatkan wisatawan yang mengunjungi pulau-pulau tersebut.

Kolaborasi ini menunjukkan semangat gotong royong masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan demi masa depan anak cucu mereka.

Dampak Pengerukan Pasir terhadap Ekosistem dan Kehidupan Masyarakat

Sayangnya, kerja keras masyarakat harus menghadapi kenyataan pahit.

Diketahui, aktivitas pengerukan pasir ilegal untuk proyek reklamasi telah menghancurkan 40 ribu pohon mangrove berusia tiga tahun di area seluas 1,37 hektare di Kepulauan Pari.

Selain mangrove, pengerukan ini juga merusak terumbu karang dan padang lamun, yang merupakan habitat penting bagi berbagai biota laut.

Kerusakan ini memiliki dampak langsung terhadap masyarakat Pulau Pari, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.

Ekosistem mangrove, terumbu karang, dan padang lamun selama ini menjadi tempat mencari ikan, kerang, dan rumput laut yang menopang kehidupan warga.

Namun, dengan rusaknya ekosistem tersebut, warga kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-sehari mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun