Pulau Pari, yang terletak di gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta, memiliki kekayaan alam yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat.
Salah satu elemen ekosistem pesisir yang paling vital adalah hutan mangrove.
Ketika saya dan istri berlibur di Pulau Pari tahun 2023, kami disuguhkan dengan pemandangan hutan mangrove yang hijau.
Mustaghfirin, Ketua Forum Peduli Pulau Pari (FP3), bersama masyarakat, telah menjadikan pelestarian mangrove sebagai upaya utama untuk melindungi pulau dari ancaman abrasi, banjir rob, dan perubahan iklim.
Namun, harapan mereka menghadapi tantangan besar dengan adanya aktivitas pengerukan pasir ilegal oleh PT CPS, yang merusak ekosistem mangrove dan sekitarnya.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas tiga aspek penting yang saling terkait: upaya masyarakat dalam menjaga mangrove, dampak pengerukan pasir terhadap ekosistem dan kehidupan masyarakat, serta tindakan pemerintah dalam menegakkan hukum dan melindungi lingkungan.
Upaya Swadaya Masyarakat Pulau Pari Menjaga Mangrove Â
Mangrove di Pulau Pari bukan sekadar tumbuhan pesisir, tapi menjadi pelindung alami dari abrasi dan ombak besar.
Kesadaran akan pentingnya mangrove membuat masyarakat Pulau Pari secara swadaya menanam puluhan ribu pohon mangrove di wilayah pesisir.
Tidak hanya di Pulau Pari, penanaman ini juga meliputi Pulau Tikus, Pulau Kongsi, Pulau Tengah, Pulau Burung, dan Pulau Biawak.