Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pengusaha Cat Duco di Jalan Kramat Raya: Peluang Ekonomi dan Tantangan Penataan Kota

20 Januari 2025   20:10 Diperbarui: 23 Januari 2025   09:47 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena pengusaha cat duco di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat membutuhkan perhatian pemerintah | Sumber: Dokpri/Billy Steven Kaitjily

Kalau Anda pernah melintasi Jalan Kramat Raya atau Salemba Raya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Anda mungkin pernah melihat pemandangan para pengusaha cat duco mobil dan motor yang beroperasi di pinggir jalan.

Dengan mengenakan rompi berwarna hijau, mereka menawarkan jasa pengecatan mobil. Biasanya, mereka berdiri di trotoar atau di dekat kendaraan yang melintas, memanfaatkan area publik untuk menjaring pelanggan.

Fenomena ini, di satu sisi mencerminkan kreativitas warga dalam mencari nafkah, tapi di sisi lain menimbulkan sejumlah tantangan bagi estetika kota dan kenyamanan masyarakat, terutama pengguna jalan.

Dalam tulisan ini, kita akan membahas tiga poin penting terkait keberadaan pengusaha cat duco di jalanan: (1) dampak estetika dan keamanan, (2) masalah kemacetan dan tata kelola jalan, serta (3) solusi yang dapat ditawarkan pemerintah dan pihak terkait.

Dampak Estetika dan Keamanan Kota

Keberadaan para pengusaha cat duco di jalan Kramat Raya, sebenarnya, menjadi bukti nyata semangat wirausaha masyarakat Jakart Namun, penggunaan fasilitas umum, secara tidak terorganisir memunculkan persoalan estetika kota.

Poster-poster sederhana bertuliskan "cat duko", sering kali, digantung pada tiang penerangan jalan atau ditempelkan di dinding-dinding trotoar, yang tidak hanya memberikan kesan kumuh, tapi juga merusak pemandangan kota.

Aktivitas para pengusaha ini, juga menimbulkan potensi keurusakan tanaman hias yang ditanam di pinggir jalan. Lebih dari itu, aktivitas mereka berpotensi membahayakan pengguna jalan.

Kendaraan yang berhenti mendadak di pinggir jalan untuk bertransaksi dan atau memperbaiki cat kendaraan dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Hal ini, tentu perlu menjadi perhatian penting pemerintah Jakarta dalam upaya menciptakan ruang publik yang aman dan nyaman bagi semua warga.

Kemacetan dan Gangguan Arus Lalu Lintas

Selain berdampak pada estetika, aktivitas pengusaha cat duco, juga berkontribusi terhadap kemacetan lalu lintas di kawasan Kramat Raya. Hal ini, sering saya amati saat melewati jalan Keramat Raya.

Pengguna jalan yang berhenti di pinggir jalan untuk menegosiasikan harga atau menunggu pengerjaan kendaraan, sering kali, memakan badan jalan, sehingga mempersempit ruang bagi kendaraan lain yang melintas.

Dalam konteks ini, ketidaktertiban menjadi masalah utama yang perlu diatasi. Apalagi, kita tahu bahwa, kawasan Kramat Raya dan Salemba Raya merupakan jalan protokol yang memiliki lalu lintas tinggi, terutama pada jam-jam sibuk.

Kalau tidak segera ditangani, maka situasi ini dapat memperburuk masalah kemacetan yang sudah menjadi persoalan kronis di Jakarta.

Solusi Penataan dan Pengelolaan Kawasan

Lalu, bagaimana solusi untuk permasalah ini?

Untuk mengatasi persoalan ini, tentu diperlukan langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, dinas perhubungan, hingga masyarakat setempat.

Berikut ini adalah beberapa solusi yang mungkin dapat dipertimbangkan pemerintah Jakarta:

Pertama, penyediaan lokasi khusus untuk pengusaha cat duco. Pemerintah dapat menyediakan area khusus bagi para pengusaha cat duco untuk menjalankan usahanya secara lebih terorganisir.

Lokasi ini, dapat berupa kios-kios di kawasan tertentu yang strategis, tapi tidak mengganggu arus lalu lintas.Dengan adanya lokasi khusus, para pengusaha tetap dapat menjalankan usahanya tanpa merusak estetika kota atau membahayakan pengguna jalan.

Kedua, penegakan aturan dan edukasi kepada pengusaha. Dinas terkait, seperti Satpol PP atau Dinas Perhubungan, perlu meningkatkan pengawasan dan penegakan aturan terkait penggunaan ruang publik.

Selain itu, edukasi kepada para pengusaha cat duco tentang pentingnya menjaga ketertiban dan keselamatan di jalan raya, juga menjadi langkah yang tidak kalah penting.

Ketiga, peningkatan kolaborasi antara pemerintah dan warga. Pemerintah dapat bekerja sama dengan komunitas lokal untuk mencari solusi bersama yang menguntungkan semua pihak.

Misalnya, dengan melibatkan warga dalam merancang program pelatihan atau pemberdayaan ekonomi yang dapat meningkatkan kualitas layanan para pengusaha cat duco.

Penutup

Fenomena pengusaha cat duco di jalan Kramat Raya menunjukkan adanya peluang ekonomi di tengah keterbatasan ruang publik yang ada.

Namun, untuk menciptakan kota yang lebih tertib dan nyaman, perlu ada upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan para pelaku usaha.

Dengan solusi yang tepat, diharapkan masalah estetika, keamanan, dan kemacetan dapat diatasi tanpa mengorbankan mata pencaharian para pengusaha cat duco.

Sudah saatnya kita bersama-sama menciptakan Jakarta yang tidak hanya maju secara ekonomi, tapi juga tertata rapi dan nyaman bagi semua penghuninya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun