Kalau Anda pernah melintasi Jalan Kramat Raya atau Salemba Raya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Anda mungkin pernah melihat pemandangan para pengusaha cat duco mobil dan motor yang beroperasi di pinggir jalan.
Dengan mengenakan rompi berwarna hijau, mereka menawarkan jasa pengecatan mobil. Biasanya, mereka berdiri di trotoar atau di dekat kendaraan yang melintas, memanfaatkan area publik untuk menjaring pelanggan.
Fenomena ini, di satu sisi mencerminkan kreativitas warga dalam mencari nafkah, tapi di sisi lain menimbulkan sejumlah tantangan bagi estetika kota dan kenyamanan masyarakat, terutama pengguna jalan.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas tiga poin penting terkait keberadaan pengusaha cat duco di jalanan: (1) dampak estetika dan keamanan, (2) masalah kemacetan dan tata kelola jalan, serta (3) solusi yang dapat ditawarkan pemerintah dan pihak terkait.
Dampak Estetika dan Keamanan Kota
Keberadaan para pengusaha cat duco di jalan Kramat Raya, sebenarnya, menjadi bukti nyata semangat wirausaha masyarakat Jakart Namun, penggunaan fasilitas umum, secara tidak terorganisir memunculkan persoalan estetika kota.
Poster-poster sederhana bertuliskan "cat duko", sering kali, digantung pada tiang penerangan jalan atau ditempelkan di dinding-dinding trotoar, yang tidak hanya memberikan kesan kumuh, tapi juga merusak pemandangan kota.
Aktivitas para pengusaha ini, juga menimbulkan potensi keurusakan tanaman hias yang ditanam di pinggir jalan. Lebih dari itu, aktivitas mereka berpotensi membahayakan pengguna jalan.
Kendaraan yang berhenti mendadak di pinggir jalan untuk bertransaksi dan atau memperbaiki cat kendaraan dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Hal ini, tentu perlu menjadi perhatian penting pemerintah Jakarta dalam upaya menciptakan ruang publik yang aman dan nyaman bagi semua warga.
Kemacetan dan Gangguan Arus Lalu Lintas
Selain berdampak pada estetika, aktivitas pengusaha cat duco, juga berkontribusi terhadap kemacetan lalu lintas di kawasan Kramat Raya. Hal ini, sering saya amati saat melewati jalan Keramat Raya.