Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Keunikan Tradisi Hari Pasar di Pulau Saparua, Harmoni Ekonomi dan Budaya Lokal

17 Januari 2025   20:15 Diperbarui: 17 Januari 2025   20:15 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulau Saparua, yang terletak sekitar 50 mil dari Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, menyimpan berbagai keunikan tradisi yang memperkaya budaya lokal.

Salah satu tradisi yang mencolok adalah pelaksanaan hari pasar, sebuah waktu yang didedikasikan untuk transaksi ekonomi antara warga dan pedagang.

Tradisi ini tidak hanya menjadi penggerak perekonomian lokal, tapi juga mencerminkan harmoni sosial dan budaya yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Tulisan ini hendak membahas tradisi hari pasar yang unik, kuliner dan oleh-oleh khas Saparua, dan infrastruktur pasar yang perlu mendapat perhatian khusus pemerintah daerah.

Tradisi Hari Pasar, Jantung Ekonomi Lokal

Hari pasar di Saparua menjadi pilar penting dalam aktivitas ekonomi masyarakat. Ya, pasar tradisional ini dikenal dengan dua hari pasar utama, yaitu hari Rabu dan Sabtu.

Pada hari-hari tersebut, puncak transaksi terjadi, di mana hasil bumi, hasil laut, dan produk lainnya diperjualbelikan oleh pedagang dari berbagai daerah di sekitar Saparua, termasuk Pulau Nusalaut dan Pulau Haruku.

Tidak berarti bahwa di luar hari pasar tidak ada aktivitas di pasar, tapi intensitas transaksi pada Rabu dan Sabtu jauh lebih tinggi dibanding hari biasa lainnya.

Pada hari-hari tersebut, masyarakat dari 16 negeri adat di Saparua dan sekitarnya datang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sekaligus menjual hasil bumi dan laut mereka.

Pada hari pasar, mama-mama Saparua yang menjual dagangan mereka akan berpakain baju adat yang disebut baju cele. Baju cele adalah pakaian adat tradisional Maluku yang memiliki motif garis-garis geometris atau kotak-kotak kecil.

Aktivitas pasar dimulai pada pukul 05.00 pagi dan berakhir sekitar pukul 10.00 WIT, mencerminkan efisiensi waktu yang telah menjadi bagian dari tradisi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun