Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pekerjaan Teknis Instalasi Pengolahan Air Dilakukan Akhir Pekan, Efektifkah?

11 Desember 2024   22:49 Diperbarui: 12 Desember 2024   07:32 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: PAM Jaya | Sumber: Instagram/@pamjaya_dki)

Gangguan suplai air bersih di Jakarta bukanlah hal yang asing bagi warganya. Baru-baru ini, PAM Jaya, perusahaan penyedia air bersih milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, melalui akun resmi Instagramnya, mengumumkan bakal melakukan pekerjaan teknis di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pejompongan I dan II.

Pekerjaan ini dijadwalkan pada akhir pekan, mulai Jumat, 13 Desember 2024 pukul 22.00 hingga Minggu, 15 Desember 2024 pukul 07.00 WIB. Pengumuman ini cukup dadakan, karena disampaikan sekitar dua hari lalu.

Selama pekerjaan berlangsung, sejumlah wilayah di Jakarta Pusat, termasuk Pasar Manggis dan Jembatan Lima, di mana saya tinggal dan bekerja saat ini bakal mengalami gangguan suplai air, mulai dari tekanan yang berkurang hingga penghentian sementara.

Keputusan PAM Jaya untuk melakukan pekerjaan teknis pada akhir pekan memunculkan pertanyaan penting: Seberapa efektif langkah ini?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita akan membahas beberapa aspek penting: pentingnya air PAM bagi warga Jakarta, efektifkah pekerjaan IPA dilakukan di akhir pekan? Dampak yang dialami warga Jakarta, upaya warga Jakarta dalam menghadapi gangguan suplai air, dan harapan untuk PAM Jaya ke depannya.

Pentingnya Air PAM bagi Warga Jakarta

Air bersih adalah kebutuhan dasar yang tidak bisa ditawar. Di Jakarta, sebagian besar masyarakat sangat bergantung pada suplai air dari PAM Jaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mencuci, mandi, dan kegiatan lainnya.

Di tengah hiruk-pikuk kota metropolitan, air PAM juga menjadi solusi utama karena keterbatasan sumber air tanah yang bersih dan aman.

Penggunaan air tanah yang berlebihan juga telah menyebabkan penurunan muka tanah di beberapa wilayah, sehingga air PAM menjadi satu-satunya pilihan yang berkelanjutan.

Namun, kebutuhan akan air bersih tidak hanya terbatas pada konsumsi rumah tangga. Banyak sektor usaha, mulai dari perkantoran hingga usaha kecil seperti laundry dan restoran, juga sangat mengandalkan air PAM.

Oleh karena itu, gangguan suplai air, terutama di daerah padat seperti Jakarta Pusat, dapat membawa dampak besar terhadap kehidupan sehari-hari dan ekonomi masyarakat.

Dalam kondisi ini, air bukan hanya sumber kehidupan tetapi juga bagian integral dari roda perekonomian.

Pekerjaan IPA di Akhir Pekan, Efektifkah?

Pekerjaan teknis pada instalasi pengolahan air, tentu saja, merupakan bagian penting dari upaya PAM Jaya untuk meningkatkan kualitas layanan.

Namun, memilih akhir pekan sebagai waktu pelaksanaannya menimbulkan pro dan kontra. Dari sudut pandang teknis, akhir pekan, mungkin dianggap lebih aman untuk mengurangi dampak gangguan pada aktivitas kerja di hari biasa.

Namun, pola ini, sering kali, menjadi keluhan masyarakat karena akhir pekan adalah waktu ketika kebutuhan air meningkat.

Bagi banyak warga Jakarta, akhir pekan adalah waktu untuk membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan bersantai bersama keluarga.

Kegiatan ini membutuhkan ketersediaan air yang memadai. Ketika suplai air terganggu, masyarakat harus mengeluarkan usaha ekstra, seperti membeli air galon atau menyimpan air di tempat penampungan sementara.

Hal ini tidak hanya merepotkan, tetapi juga menambah pengeluaran, terutama bagi mereka yang tinggal di apartemen atau rusun dengan akses terbatas ke air alternatif.

Lebih jauh lagi, masyarakat kerap merasa tidak diberi cukup waktu untuk bersiap. Pengumuman yang disampaikan hanya beberapa hari sebelum pekerjaan dimulai, sering kali, membuat warga tidak memiliki cukup waktu untuk merencanakan langkah-langkah antisipasi.

Seharusnya, PAM Jaya dapat mengevaluasi kembali waktu pelaksanaan pekerjaan teknis ini dan mempertimbangkan apakah ada waktu lain yang lebih sesuai tanpa mengorbankan kenyamanan masyarakat.

Dampak yang Dialami Warga Jakarta

Gangguan suplai air membawa berbagai dampak bagi warga Jakarta, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dampak langsung yang paling dirasakan adalah kesulitan dalam menjalankan aktivitas harian. Ketika suplai air terhenti, masyarakat harus mencari alternatif seperti membeli air isi ulang atau air galon, yang, sering kali, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan besar.

Mereka yang tidak memiliki tempat penampungan air memadai di rumah juga bakal lebih sulit mengatasi situasi ini.

Selain itu, gangguan suplai air juga dapat menimbulkan risiko kesehatan. Ketika pasokan air bersih terhenti, beberapa warga mungkin terpaksa menggunakan air yang kurang higienis untuk keperluan tertentu.

Risiko ini dapat meningkat, jika gangguan berlangsung lebih lama dari yang direncanakan.

Dampak lain yang sering terlupakan adalah beban psikologis yang dirasakan masyarakat. Ketidakpastian mengenai kapan suplai air akan kembali normal dapat menimbulkan stres, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah dengan gangguan yang sering terjadi.

Hal ini mencerminkan pentingnya komunikasi yang lebih baik dari pihak penyedia layanan untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

Upaya Warga Jakarta Menghadapi Gangguan Suplai Air

Meski gangguan suplai air menjadi masalah berulang, warga Jakarta memiliki berbagai cara untuk mengatasinya. Berikut adalah beberapa langkah yang mungkin dapat dilakukan:

Pertama, menyediakan tempat penampungan air. Warga dapat menggunakan drum, ember besar, atau tangki air untuk menyimpan air sebelum gangguan terjadi.

Dengan cara ini, kebutuhan dasar seperti mandi dan memasak tetap dapat terpenuhi meski pasokan air terhenti.

Kedua, memanfaatkan air galon. Membeli air galon sebagai cadangan dapat menjadi solusi sementara.

Namun, langkah ini memerlukan anggaran tambahan, terutama jika gangguan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.

Ketiga, berbagi informasi antarwarga. Komunikasi antarwarga di lingkungan sekitar dapat membantu mengantisipasi dampak gangguan air.

Misalnya, jika ada warga yang memiliki cadangan air lebih, mereka dapat berbagi dengan tetangga yang membutuhkan.

Keempat, menggunakan layanan tambahan. Beberapa warga mungkin perlu memanfaatkan layanan tambahan seperti pengiriman air dari truk tangki.

Meskipun solusi ini cukup efektif, biayanya relatif mahal dan tidak selalu tersedia untuk semua wilayah.

Kelima, menggunakan air limbah AC. Air limbah AC bisa digunakan warga untuk mengepel lantai rumah, mencuci kamar mandi, atau menyiram tanaman.

Ini bisa menjadi solusi yang efektif dikala sedang gangguan suplai air bersih karena perbaikan IPA.

Harapan untuk PAM Jaya ke Depannya

Sebagai penyedia layanan air bersih utama di Jakarta, PAM Jaya memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan kenyamanan pelanggannya.

Salah satu langkah yang perlu diambil adalah meningkatkan komunikasi dengan masyarakat. Pengumuman gangguan, sebaiknya, dilakukan jauh-jauh hari agar warga memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan diri.

Selain itu, PAM Jaya perlu menyediakan alternatif seperti pengiriman air dengan truk tangki di wilayah terdampak.

Evaluasi waktu pelaksanaan pekerjaan teknis juga menjadi hal yang penting. Jika akhir pekan tetap dianggap sebagai waktu terbaik, PAM Jaya harus memastikan bahwa gangguan yang ditimbulkan seminimal mungkin dan hanya berlangsung dalam waktu singkat.

Kolaborasi dengan pihak lain, seperti pemerintah daerah dan organisasi masyarakat, juga dapat membantu mengurangi dampak yang dirasakan warga.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, pekerjaan teknis pada instalasi pengolahan air adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas layanan air bersih di Jakarta.

Namun, waktu pelaksanaan yang sering kali dipilih pada akhir pekan menimbulkan berbagai tantangan bagi masyarakat.

PAM Jaya perlu mengevaluasi kembali kebijakan ini dan mencari cara yang lebih efektif untuk mengelola pekerjaan teknis tanpa mengorbankan kenyamanan pelanggan.

Bagi warga Jakarta, gangguan seperti ini adalah pengingat akan pentingnya menyiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi situasi yang tak terduga.

Dengan kerja sama yang baik antara penyedia layanan dan masyarakat, tantangan ini dapat diatasi dengan lebih baik di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun