Tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa proyek ini benar-benar memberikan solusi jangka panjang, bukan hanya mengatasi gejala sementara.
Potensi Dampak Positif dari Proyek Giant Sea Wall
Berikut ini beberapa potensi jangka pendek dari pembangunan Giant Sea Wall di pesisir utara Jakarat.
Pertama, melindungi dari banjir rob.Â
Dengan adanya tembok laut raksasa, Jakarta diharapkan bisa terlindungi dari ancaman banjir rob yang semakin intens. Tembok ini akan menghalangi air laut yang meluap masuk ke daratan, sekaligus memperlambat proses erosi yang terjadi sepanjang pesisir.
Jika konstruksinya berhasil, proyek ini bisa meminimalisir dampak banjir rob yang sering menggenangi jalan, pemukiman, dan fasilitas umum di pesisir utara Jakarta.
Kedua, mengurangi dampak penurunan tanah. Selain melawan kenaikan permukaan laut, Giant Sea Wall juga diperkirakan dapat membantu mengurangi efek penurunan tanah.
Dengan adanya struktur yang kokoh, air laut yang biasanya masuk ke wilayah daratan bisa dibatasi, sehingga tanah di sekitar pesisir Jakarta tidak terus tertekan oleh masuknya air laut yang mengikis lapisan tanah.
Namun, efektivitasnya dalam menangani masalah subsidence masih perlu dikaji lebih mendalam, karena faktor utama penyebab penurunan tanah adalah ekstraksi air tanah yang berlebihan, yang tidak akan sepenuhnya teratasi hanya dengan membangun tembok pengaman.
Potensi Dampak Negatif dari Proyek Giant Sea Wall
Meskipun Giant Sea Wall memiliki potensi untuk menjadi solusi, proyek ini tidak lepas dari potensi dampak buruk, terutama yang berkaitan dengan lingkungan. Beberapa kritik terhadap proyek ini mencakup antara lain sebagai berikut.
Pertama, mengganggu sedimen lunak dan ekosistem laut. Salah satu kekhawatiran utama adalah dampak dari pembangunan tembok laut terhadap sedimen lunak di Teluk Jakarta.
Pembangunan Giant Sea Wall dapat mengganggu aliran sedimen yang selama ini terjadi di pesisir, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Tanpa sedimen tersebut, ekosistem seperti mangrove, terumbu karang, dan berbagai spesies laut lainnya bisa terganggu, bahkan rusak.