Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nominee Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Giant Sea Wall Dibangun di Pesisir Utara Jakarta, Sudah Tepatkah?

18 November 2024   15:43 Diperbarui: 18 November 2024   22:59 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Penurunan dan Kenaikan Muka Tanah CAT Jakarta | Sumber: https://bkat.esdm.go.id

Jakarta, khususnya, di bagian utara, dari dulu memang, menghadapi banyak tantangan akibat kondisi geografisnya yang berada di bawah permukaan laut.

Dilansir dari Kompas.id, sekitar 40 persen kawasan di utara Jakarta saat ini kondisinya berada di bawah muka air laut. Di kawasan ini, tingkat rata-rata subsidence atau penurunan muka tanah mencapai 7,5 cm per tahun. Beberapa alasan utama yang membuat pembangunan Giant Sea Wall dianggap penting sebagai berikut.

Pertama, kenaikan permukaan laut. Perubahan iklim global menyebabkan pemanasan suhu bumi yang akhirnya menyebabkan kenaikan permukaan laut.

Dalam beberapa dekade terakhir, Jakarta mengalami kenaikan permukaan laut yang cukup signifikan. Sebagai kota pesisir yang padat, Jakarta sangat rentan terhadap ancaman ini, dan tanpa upaya mitigasi yang tepat, wilayah pesisir Jakarta bisa terendam lebih parah.

Kedua, banjir rob. Banjir rob, yang terjadi akibat pasang surut air laut yang lebih tinggi, telah menjadi masalah rutin di pesisir utara Jakarta.

Air laut yang naik menyebabkan kawasan pesisir utara seperti Muara Angke dan Muara Baru terendam, sehingga kerusakan infrastruktur dan terganggunya aktivitas warga tak terhindarkan.

Banjir rob dapat terjadi lebih sering di masa depan, jika permukaan laut terus naik, sehingga perlindungan semacam Giant Sea Wall menjadi penting untuk mengurangi dampak tersebut.

Ketiga, subsidence (penurunan tanah). Salah satu penyebab utama banjir di Jakarta adalah subsidence, yaitu penurunan permukaan tanah yang terjadi akibat pengambilan air tanah secara berlebihan.

Jakarta mengalami penurunan tanah yang cepat, dengan beberapa area di utara Jakarta turun hingga beberapa sentimeter setiap tahun. Area yang cukup tinggi adalah di Muara Angke, Penjaringan, dan wilayah Cilincing.

Tentu, fenomena ini memperburuk risiko banjir rob. Nah, Giant Sea Wall, dirancang untuk menangkal dampak penurunan tanah dengan memperkuat batas laut dan melindungi wilayah pesisir.

Apakah Proyek Ini Solutif Mengatasi Banjir Rob dan Penurunan Tanah?

Di atas kertas, Giant Sea Wall, memang, terlihat sebagai sebuah solusi yang sangat menjanjikan untuk mengatasi dua masalah besar yang dihadapi Jakarta, yaitu banjir rob dan penurunan muka tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun