Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Muara Angke, Kawasan Pesisir Jakarta yang Sering Langganan Banjir Rob

16 November 2024   21:17 Diperbarui: 17 November 2024   21:57 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir melanda ruas jalan di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara pada Rabu (21/12/2022) siang. Para warga pun harus berjalan secara hati-hati untuk melewati genangan. (KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI)

Pertama, peningkatan sistem drainase dan pompa air. Sistem drainase yang baik menjadi kunci untuk mengurangi dampak banjir rob. Pemerintah perlu memastikan saluran air tidak tersumbat dan memiliki kapasitas yang memadai untuk mengalirkan air pasang dan air hujan.

Selain itu, pemasangan pompa air di daerah-daerah kritis, seperti Muara Angke, dapat membantu mempercepat proses surutnya genangan.

Kedua, pengelolaan tata ruang yang berkelanjutan. Salah satu penyebab banjir rob adalah pembangunan yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan.

Pemerintah harus memperketat pengawasan terhadap pembangunan di kawasan pesisir utara Jakarta. Relokasi sebagian penduduk yang tinggal di wilayah rentan banjir, juga perlu dipertimbangkan, dengan menyediakan hunian alternatif yang aman dan layak.

Ketiga, pengelolaan limbah yang terintegrasi. Air rob, sering kali, memperparah masalah lingkungan akibat limbah yang tidak terkelola dengan baik.

Karena itu, Pemprov perlu mengembangkan sistem pengelolaan limbah yang terintegrasi. Misalnya, memperbanyak fasilitas pengolahan limbah domestik dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

Keempat, sistem peringatan dini yang efektif. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah memberikan peringatan tentang potensi cuaca ekstrem, tetapi Masyarakat, sering kali, merasa kurang siap.

Untuk itu, diperlukan sistem peringatan dini yang lebih efektif, seperti pemasangan alat deteksi pasang surut air laut di titik-titik strategis.

Informasi ini dapat disampaikan melalui media sosial, aplikasi berbasis ponsel, atau sistem pengeras suara di wilayah terdampak. 

Kelima, edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Penanggulangan banjir rob tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah.

Warga perlu dilibatkan melalui edukasi dan pelatihan tentang cara menghadapi bencana ini. Contohnya, pelatihan membuat barikade sementara menggunakan karung pasir atau teknik sederhana lainnya yang dapat meminimalkan dampak banjir.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun