Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Dari Nominee hingga Centang Biru, Dua Pencapaian Besar di Kompasiana

5 November 2024   03:41 Diperbarui: 8 November 2024   07:06 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Verifikasi -- Selamat, akun Anda telah diverifikasi."

Begitulah bunyi pesan notifikasi dari akun resmi Kompasiana yang muncul di layar ponsel saya. Saat membaca kalimat itu, saya terkejut sekaligus terharu.

Betapa tidak, sudah sekitar lima bulan sejak saya memenuhi syarat untuk mendapatkan Centang Biru, tepatnya sejak 7 Juni 2024. Namun, selama itu juga, verifikasi tersebut belum juga tiba.

Di masa penantian tersebut, saya sempat berpikir apakah keterlambatan ini disebabkan oleh pelanggaran yang pernah saya lakukan di awal perjalanan menulis di Kompasiana?

Jika memang itu alasannya, saya bisa menerimanya dengan lapang dada, bahkan sudah siap untuk menunggu, dengan harapan "dosa" saya, mungkin akan terhapus setelah saya setahun aktif menulis.

Saya pun menandai tanggal 26 September 2024, tepat setahun sejak saya bergabung di Kompasiana. Namun, setelah tanggal itu lewat, harapan saya untuk mendapatkan Centang Biru seolah meredup.

Saya mulai merasa iri melihat rekan-rekan Kompasianer di komunitas yang telah menyandang Centang Biru dengan mengumpulkan 20 artikel Headline dalam waktu kurang dari setahun.

Sementara saya, yang sudah menulis lebih dari setahun dan telah mencapai lebih dari 50 Artikel Utama, tetap belum mendapatkan Centang Biru.

Keinginan untuk berhenti menulis di Kompasiana sempat terlintas, sampai akhirnya sebuah kejutan muncul: nama saya masuk dalam nominasi Best in Opinion di Kompasiana Awards 2024. Wow!

Yang lebih mengejutkan lagi, meskipun belum memiliki Centang Biru, saya tetap bisa masuk nominasi tersebut.

Rupanya, tidak hanya saya yang mengalami hal ini; teman saya, Kompasianer Wening, juga masuk nominasi Best in Fiction tanpa menyandang Centang Biru.

Ini menjadi semacam angin segar bagi Kompasianer lain yang mungkin ingin masuk nominasi tanpa harus memiliki Centang Biru terlebih dahulu.

Walaupun saya tidak memenangkan penghargaan sebagai Best in Opinion di Kompasiana Awards 2024, saya tetap bersyukur kepada Tuhan.

Bagi saya, masuk sebagai nominasi saja sudah merupakan prestasi yang luar biasa. Ini bisa menjadi nilai tambah untuk portofolio saya.

Ketika Kompasianival 2024 di Chillax Sudirman usai dan para Kompasianer dari seluruh Indonesia pulang ke daerah masing-masing, saya kembali bertanya-tanya, "Kapan ya, saya akan mendapat Centang Biru? Apakah akhir tahun ini? Atau mungkin tahun depan?"

Pertanyaan ini muncul, setelah satu artikel saya dengan judul "Memahami Panggilan Penggembalaan" tahun lalu diizinkan tayang oleh Tim Kompasiana. Sebelumnya, Tim Kompasiana mengira terdapat indikasi pelanggaran pada artikel tersebut, nyatanya tidak.

Tadi malam (4/11/2024), sekitar pukul 23.22 WIB, tepat sebelum saya tidur, saya melihat Centang Biru telah tersemat di profil akun Kompasiana saya.

Rasa bahagia langsung menggelegak; saya pun segera menunjukkan profil saya kepada istri dengan penuh kegembiraan. Terima kasih Tim Kompasiana.

Bagi saya, ini adalah prestasi besar kedua di Kompasiana setelah sebelumnya masuk nominasi Kompasiana Awards 2024.

Centang Biru ini bermakna penting, karena ia melambangkan pengakuan dan kredibilitas dari Kompasiana terhadap kualitas dan konsistensi tulisan saya.

Ada beberapa alasan mengapa Centang Biru ini begitu berarti, terutama sebagai seorang penulis di Kompasiana seperti saya.

Pertama, Centang Biru ini memberi saya kredibilitas di mata pembaca. Tanda ini menunjukkan bahwa tulisan saya telah diakui Kompasiana sebagai konten yang berkualitas.

Ini menciptakan kepercayaan lebih dari pembaca, sehingga mereka lebih yakin bahwa artikel yang saya tulis didasarkan pada informasi yang valid dan perspektif yang bernas.

Bagi pembaca, simbol ini menandakan bahwa saya adalah penulis yang tak hanya aktif, tetapi juga dihargai atas integritas konten saya.

Kedua, status ini membantu memperluas jangkauan tulisan saya. Artikel yang ditulis oleh akun terverfikasi Centang Biru, mungkin lebih sering mendapat sorotan dari Kompasiana, membuka peluang agar lebih banyak pembaca mengenal tulisan-tulisan saya.

Tentu, ini adalah kesempatan untuk membangun audiens yang lebih luas dan setia.

Ketiga, Centang Biru ini memotivasi saya untuk terus berkarya. Pengakuan ini mendorong saya untuk menjaga kualitas dan konsistensi, bahkan bereksplorasi lebih dalam pada topik-topik baru.

Motivasi ini membantu saya terus tumbuh sebagai penulis dan memberikan dampak positif bagi pembaca di Kompasiana.

Keempat, secara profesional, Centang Biru ini bisa menjadi nilai tambah di luar Kompasiana. Bagi seorang penulis yang serius dengan kariernya, pengakuan ini bisa menjadi referensi yang berguna dalam portofolio atau CV, terutama jika suatu saat ada peluang lain di dunia penulisan atau media.

Sebagai penutup dari sharing saya, Centang Biru ini bukan sekadar simbol, melainkan refleksi dari kualitas dan dedikasi saya dalam menulis di Kompasiana. Saya berharap pencapaian ini bisa membuka lebih banyak peluang di dunia kepenulisan.

Bagi para Kompasianer pemula, pesan saya sederhana: teruslah berkarya dengan kualitas yang konsisten. Pada waktunya, kalian bakal mendapatkan apa yang saya dapatkan hari ini: masuk nominasi Kompasiana Awards dan mendapat pengakuan Centang Biru.

Catatan: tulisan ini tidak bermaksud menyombongkan diri, tetapi semata-mata untuk memotivasi diri sendiri dan sesama Kompasianer, terutama yang masih pemula agar lebih giat menulis di Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun