Ketiga, biaya sewa terjangkau untuk rumah susun sewa (Rusunawa). Selain itu, bagi masyarakat yang belum memiliki kemampuan untuk membeli rumah, Pemprov Jakarta menyediakan rumah susun sewa (Rusunawa) dengan harga sewa yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Penentuan biaya sewa ini disesuaikan dengan kemampuan finansial masyarakat berpenghasilan rendah agar mereka dapat tetap tinggal di Jakarta tanpa harus tinggal di wilayah kumuh atau di bawah fasilitas umum. Dengan adanya Rusunawa yang terjangkau, diharapkan jumlah warga yang tidak memiliki hunian layak bisa semakin berkurang.
Keempat, selain langkah-langkah konkrit di atas, Pemprov Jakarta perlu juga memanfaatkan hunian kosong atau gedung yang tidak terpakai lagi di Jakarta.
Daripada dibiarkan terbengkalai, lebih baik Pemprov membeli, lalu merenovasinya untuk dijadikan hunian layak bagi warga yang belum punya rumah. Tentu saja, dengan biaya sewa yang murah.
Kriteria Hunian Layak untuk Kehidupan yang Sehat dan Aman
Dalam usaha mengatasi krisis hunian di ibu kota, sangat penting untuk memahami kriteria hunian layak agar solusi yang diberikan bukan hanya sebatas tempat tinggal, tetapi juga menunjang kualitas hidup penghuninya. Beberapa kriteria utama hunian layak yang harus dipenuhi oleh Pemprov Jakarta antara lain sebagai berikut.
Pertama, keamanan. Hunian layak harus mampu memberikan perlindungan bagi penghuninya dari bahaya lingkungan, termasuk potensi bencana serta memiliki struktur bangunan yang kuat.
Keamanan ini mencakup perlindungan dari bahaya kebakaran, banjir, maupun kemungkinan runtuhnya bangunan. Rumah yang aman harus memiliki sistem keamanan seperti pintu dan jendela yang kokoh serta lingkungan yang bebas dari potensi kejahatan.
Kedua, kesehatan. Lingkungan hunian yang sehat menjadi salah satu aspek penting dalam standar hunian layak. Ini mencakup sirkulasi udara yang baik, akses terhadap air bersih, serta sanitasi yang memadai.
Rumah yang sehat dapat mencegah timbulnya penyakit dan memberikan lingkungan hidup yang nyaman bagi penghuninya. Selain itu, hunian layak harus bebas dari polusi udara atau suara yang bising, yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental penghuninya.
Ketiga, keberlanjutan. Hunian layak idealnya dirancang untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan, hemat energi, serta dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan limbah yang baik adalah bagian dari upaya mewujudkan hunian yang berkelanjutan.
Rumah yang hemat energi dapat membantu mengurangi pengeluaran penghuni dan mendukung upaya mengurangi emisi karbon.