Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menuju Kota Global, Jakarta Masih Dihantui Krisis Hunian Layak

6 November 2024   06:04 Diperbarui: 6 November 2024   11:27 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kota Jakarta dengan permukiman yang padat dan gedung-gedung pencakar langit sebagai latar belakangnya | Sumber: Kompas.id/Heru Sri Kumoro

Kedua, rumah pemberian keluarga dengan status bebas sewa. Sebagian besar masyarakat Jakarta yang tinggal di rumah sendiri, sebenarnya tidak memiliki properti tersebut secara langsung.

Banyak di antara mereka yang tinggal di rumah yang dimiliki orang tua atau keluarga lainnya dengan status bebas sewa. Walau terlihat menguntungkan, situasi ini menciptakan hambatan bagi masyarakat dalam mencapai kemandirian kepemilikan hunian.

Selain itu, kondisi rumah warisan ini kerap kali jauh dari standar hunian layak, baik dari segi keamanan, kesehatan, maupun kelayakan infrastruktur.

Ketiga, akses yang terbatas terhadap hunian layak. Krisis hunian layak juga dipengaruhi oleh terbatasnya akses masyarakat terhadap properti dengan harga terjangkau dan memenuhi standar layak huni.

Banyak warga Jakarta yang menghadapi kendala dalam mengakses KPR (Kredit Pemilikan Rumah) maupun program kepemilikan rumah lainnya karena persyaratan yang kompleks dan keterbatasan dana.

Di sisi lain, tingginya harga rumah susun atau apartemen, terutama di kawasan strategis, menjadi hambatan besar bagi masyarakat kelas menengah ke bawah yang ingin tinggal dekat dengan pusat ekonomi.

Upaya Pemprov Jakarta untuk Mengatasi Krisis Hunian Layak

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah merumuskan dan menjalankan beberapa langkah untuk mengatasi permasalahan hunian layak bagi warganya. Berikut adalah beberapa langkah yang telah dilakukan.

Pertama, pembangunan hunian vertikal (rumah susun). Sebagai solusi terhadap keterbatasan lahan, Pemprov Jakarta berupaya membangun lebih banyak hunian vertikal, seperti rumah susun atau rusun, yang dapat menampung lebih banyak warga di lahan yang terbatas.

Pembangunan hunian vertikal ini diharapkan dapat mengakomodasi masyarakat berpenghasilan rendah yang belum memiliki rumah. Rumah susun ini juga dirancang sedemikian rupa agar tetap nyaman, aman, dan sesuai dengan standar hunian layak.

Kedua, kemudahan pembayaran untuk rumah susun milik (Rusunami). Pemprov Jakarta juga menyediakan program rumah susun milik atau Rusunami dengan keringanan berupa DP (down payment) yang minimal dan kemudahan dalam pengajuan KPR.

Program ini bertujuan agar warga yang belum memiliki rumah dapat memiliki tempat tinggal dengan syarat pembayaran yang lebih ringan. Dengan DP rendah dan proses yang sederhana, lebih banyak warga Jakarta diharapkan dapat memiliki hunian tetap dan mandiri tanpa bergantung pada keluarga atau tempat tinggal sementara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun