Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kemendikbudristek Dipecah, Apa Dampaknya bagi Kurikulum Merdeka?

24 Oktober 2024   06:41 Diperbarui: 24 Oktober 2024   06:57 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pasca dipecahnya Kemendikbudristek, gimana nasib Kurikulum Merdeka kita? | Sumber: kompas.id

Banyak pihak berharap bahwa, Kurikulum Merdeka tetap dilanjutkan, mengingat dampaknya yang positif terhadap pendekatan pembelajaran di sekolah.

Kebijakan ini memberikan ruang lebih besar bagi guru untuk berinovasi dalam mengajar, dan bagi siswa untuk menemukan gaya belajar yang sesuai.

Fleksibilitas ini menjadi jawaban bagi kritik selama ini terhadap sistem pendidikan Indonesia yang terlalu kaku dan berorientasi pada ujian.

Namun, tantangan terbesar dalam kelanjutan Kurikulum Merdeka adalah konsistensi pelaksanaannya. Kebijakan pendidikan sering kali bergantung pada arah dan visi pemimpin baru, yang bisa saja memiliki pandangan berbeda terhadap kebijakan-kebijakan sebelumnya.

Oleh karena itu, Kemendikdasmen perlu memberikan perhatian yang khusus untuk mengevaluasi implementasi Kurikulum Merdeka, termasuk memberikan dukungan pelatihan bagi guru dan penyediaan sarana yang memadai di sekolah-sekolah, agar kebijakan ini dapat berjalan optimal.

Apakah Kurikulum Merdeka Sudah Meningkatkan Mutu Pendidikan?

Sejauh ini, Kurikulum Merdeka dianggap sebagai terobosan yang menjanjikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Dalam beberapa tahun pelaksanaannya, kurikulum ini telah menunjukkan berbagai dampak positif, terutama dari segi pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada pengembangan kompetensi siswa.

Guru-guru diberikan kebebasan untuk berinovasi dalam mengajar, dan siswa dapat memilih jalur pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Menurut data dari Kemendikbudristek yang dirilis pada akhir 2023, sekitar 65% dari guru yang terlibat dalam uji coba Kurikulum Merdeka melaporkan bahwa pendekatan ini lebih fleksibel dan memungkinkan mereka untuk menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.

Selain itu, 70% siswa merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran karena mereka bisa memilih materi yang sesuai dengan minat mereka.

Namun, untuk menyatakan bahwa Kurikulum Merdeka telah berhasil meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh masih membutuhkan evaluasi yang lebih mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun