Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Berburu Barang Bekas di Tanjung Duren, Pilihan Cerdas untuk Keberlanjutan

19 Oktober 2024   09:28 Diperbarui: 24 Oktober 2024   14:17 6747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanjung Duren, Jakarta Barat, mungkin sudah terkenal sebagai surga kuliner dengan makanan yang menggugah selera.

Namun, tidak banyak yang tahu bahwa selain makanan enak, ada harta karun tersembunyi lainnya di daerah ini-tempat jual beli barang-barang bekas!

Lokasinya berada di Jl. Sekretaris IV, dekat dengan Kali Sekretaris. Kemarin sore, saya berkesempatan untuk mampir dan melihat langsung keseruan di sana.

Para penjual di tempat ini menempati trotoar jalur pejalan kaki, memajang barang-barang bekas yang masih layak pakai dengan harga miring.

Ada warga yang datang sekedar lewat, ada juga yang sengaja mencari barang-barang yang mereka butuhkan dengan sabar.

Saya sendiri melihat sebuah sound card yang menarik perhatian. "Itu berapa harganya?" tanya saya sambil menunjuk. Penjualnya tersenyum dan menjawab, "Itu harganya Rp 40.000." Wow, super murah, bukan?

Barang-barang yang dijual di sini beragam-mulai dari peralatan elektronik, alat rumah tangga, hingga kasur bekas!

Kalau rajin menyusuri, Anda mungkin bisa menemukan barang impian Anda dengan harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan harga baru.

Sempitnya Ruang untuk Berjualan

Meski tempat ini ramai dikunjungi, ada satu kendala yang mungkin sering dialami oleh penjual dan pembeli, yaitu kemacetan.

Karena lokasi jual beli ini berada di trotoar jalan, ketika pembeli ramai, Jl. Sekretaris IV bisa menjadi padat dan macet. Ini tentu menjadi masalah yang perlu dipikirkan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun