Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nominee Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Bisakah Kebijakan MBG Mengurangi Kesenjangan Gizi di Indonesia?

11 Oktober 2024   15:09 Diperbarui: 12 Oktober 2024   12:56 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua siswa memperlihatkan paket makanan makan bergizi gratis di SDN 04 Cipayung, Jakarta Timur, Senin (26/8/2024). | KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Namun, logistik bukanlah satu-satunya masalah. Ada juga potensi kendala dalam hal pengawasan kualitas makanan yang disajikan.

Pemerintah harus memastikan bahwa makanan yang diberikan memenuhi standar nutrisi yang telah ditetapkan, sehingga benar-benar mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pengawasan ketat harus dilakukan agar tidak ada penyalahgunaan anggaran atau penurunan kualitas makanan.

Pengadaan makanan yang berkualitas rendah atau bahkan tidak sesuai standar gizi bisa mengurangi dampak positif dari program ini.

Selain itu, kebiasaan makan siswa juga bisa menjadi tantangan. Banyak anak yang mungkin tidak terbiasa dengan pola makan sehat dan lebih memilih makanan instan atau junk food.

Oleh karena itu, program edukasi gizi perlu dijalankan bersamaan dengan program makan bergizi gratis ini, sehingga anak-anak tidak hanya menerima makanan, tetapi juga belajar mengenai pentingnya pola makan sehat.

Dukungan Publik

Kebijakan makan siang gratis ini mendapat dukungan luas dari berbagai lapisan masyarakat, terutama orang tua siswa dan kalangan pendidikan.

Banyak orang tua yang merasa terbantu dengan adanya kebijakan ini karena mereka tidak perlu lagi memikirkan biaya untuk makan siang anak-anak mereka.

Di samping itu, kebijakan ini juga dipandang sebagai langkah positif dalam upaya mengurangi angka anak kurang gizi di Indonesia, yang masih menjadi salah satu masalah utama di beberapa daerah.

Namun, dukungan publik saja tidak cukup untuk menjamin keberhasilan kebijakan ini. Partisipasi aktif dari masyarakat, terutama dalam mendukung pelaksanaan dan pengawasan program, sangat penting.

Salah satu cara untuk memastikan program ini berjalan dengan baik adalah dengan melibatkan komunitas sekolah dalam proses pengawasan distribusi dan kualitas makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun