Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Doom Spending di Kalangan Gen Z, Pelarian atau Bumerang?

3 Oktober 2024   23:43 Diperbarui: 6 Oktober 2024   10:07 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Fenomena doom spending di kalangan anak muda | Sumber gambar: pixabay.com/Borevina

Tentu saja, kondisi ini memperburuk kebiasaan konsumtif dan bisa menyebabkan perilaku boros tanpa disadari.

Ancaman Utang dan Bahaya Pinjol Mengintai

Selain masalah konsumtif, doom spending juga membawa risiko finansial yang serius, terutama bagi anak muda yang menggunakan aplikasi pinjaman online (pinjol) atau layanan pay later.

Banyak anak muda, terutama Generasi Z, menggunakan aplikasi ini tanpa memikirkan dampak jangka panjang.

Pada awalnya, layanan pay later dan pinjol tampak menggoda karena menawarkan kemudahan dan kenyamanan dalam berbelanja tanpa perlu membayar di muka.

Namun, tanpa pengelolaan yang baik, utang bisa menumpuk dan menjadi masalah yang sulit diatasi.

Faktanya, data menunjukkan bahwa peningkatan signifikan dalam penggunaan aplikasi pay later di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di kalangan anak muda.

Adek Media Roza, Executive Director Katadata Insight Center, mencatat bahwa pengguna usia 30 tahun ke atas meningkat dari 27,8% pada tahun 2022 menjadi 29,6% pada tahun 2023. (Sumber: mediaindonesia.com).

Sayangnya, banyak di antara mereka yang terjebak dalam utang akibat kurangnya kesadaran tentang bunga dan biaya tambahan yang harus dibayar.

Belum lagi, aplikasi pinjol yang kerap kali menerapkan suku bunga yang tinggi dan persyaratan pembayaran yang ketat.

Anak muda yang tidak mampu melunasi utang akhirnya harus berhadapan dengan tekanan finansial yang lebih besar, bahkan hingga mengalami stres yang lebih parah.

Bagaimana Mencegah Fenomena Doom Spending?

Mengingat dampak negatif yang cukup serius, fenomena doom spending di kalangan anak muda perlu ditangani secara serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun