Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Keran Eskpor Pasir Laut Dibuka: Masyarakat Pesisir Terancam Abrasi

2 Oktober 2024   12:56 Diperbarui: 2 Oktober 2024   12:58 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pasir putih Aloha, PIK 2 | Sumber: Dokpri/Billy

Sebagai contoh, abrasi di wilayah pesisir utara Jawa telah mengakibatkan ribuan hektar sawah produktif terendam air laut dan ratusan rumah rusak parah.

Jika praktik ini diteruskan tanpa pengawasan yang ketat, masyarakat pesisir akan semakin terdampak, terjebak dalam siklus kemiskinan dan ketidakamanan.

Ekspor Pasir Laut: Apakah Benar-benar Menguntungkan?

Pemerintah nampaknya mengandalkan argumen bahwa ekspor pasir laut dapat memberikan pemasukan tambahan bagi negara.

Namun, pertanyaannya seberapa besar keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh dari ekspor pasir laut ini, jika dibandingkan dengan kerugian jangka panjangnya?

Memang, penjualan pasir laut dapat menghasilkan pendapatan dalam jangka pendek, terutama di tengah permintaan global yang tinggi untuk bahan bangunan dan reklamasi lahan.

Namun, keuntungan ini kemungkinan hanya dapat dinikmati oleh segelintir elite ekonomi, sementara kerugian akibat kerusakan lingkungan harus ditanggung oleh masyarakat pesisir dan generasi mendatang.

Negara harus mempertimbangkan biaya jangka panjang yang akan timbul akibat kerusakan ekosistem, seperti biaya mitigasi abrasi, rehabilitasi terumbu karang, dan pemulihan ekosistem pantai yang rusak.

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan keindahan alam yang luar biasa, sangat bergantung pada sektor pariwisata, terutama di daerah pesisir.

Dengan rusaknya pantai-pantai yang menjadi tujuan wisata, Indonesia berisiko kehilangan salah satu sumber pendapatan terbesar dari sektor pariwisata.

Keindahan alam Indonesia adalah aset yang tak tergantikan, dan eksploitasi pasir laut yang merusak ekosistem pesisir bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang jauh lebih besar ketimbang keuntungan ekspor pasir.

Jalan Keluar: Kebijakan Berbasis Keberlanjutan

Langkah yang diambil pemerintah untuk membuka ekspor pasir laut ini seolah menunjukkan bahwa ekonomi jangka pendek lebih diutamakan ketimbang keberlanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun