Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Buku A Man Called #AHOK, Pemimpin di Tengah Badai

16 September 2024   03:37 Diperbarui: 16 September 2024   03:37 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: A Man Called #Ahok | Sumber: Dokpri/Billy

Belum lama ini saya membaca buku "A Man Called #AHOK" karangan Rudi Valinka, atau yang lebih dikenal sebagai @kurawa di media sosial X.

Buku kecil ini sebetulnya adalah sebuah dokumentasi mendalam tentang kehidupan dan perjalanan politik Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dimulai dari Belitung Timur hingga DKI Jakarta.

Awalnya, buku ini muncul dari serangkaian tweet populer yang diunggah oleh @kurawa yang akhirnya dikompilasi menjadi narasi lengkap di kemudian hari.

Melalui penulisan ini, Valinka mencoba untuk mengungkapkan sisi personal dan profesional Ahok, yang diidolakan oleh banyak orang, namun juga kontroversial bagi sebagian lainnya.

Struktur dan Isi Buku

Secara keseluruhan, buku ini tersusun dari pengalaman Ahok yang dikumpulkan melalui wawancara langsung di Belitung Timur, kampung halamannya, serta perjalanan Ahok dalam dunia politik, mulai dari masa kecil hingga mencapai puncak karier sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017.

Salah satu aspek yang menarik dari buku ini ialah pendekatannya yang menggunakan pola verifikasi langsung.

Valinka dan timnya secara personal mengunjungi tempat-tempat di mana Ahok tumbuh dan berinteraksi dengan orang-orang yang mengenalnya, mulai dari teman sekelas, hingga guru sekolahnya.

Penulis menghadirkan Ahok sebagai figur yang teguh dalam prinsipnya, terutama dalam hal transparansi dan profesionalisme.

Sebagai salah satu pejabat publik yang tegas, Ahok kerap berbenturan dengan pihak-pihak yang tidak menyukai gaya kepemimpinannya.

Buku ini mencoba untuk menunjukkan bahwa di tengah kancah politik yang sering kali dipenuhi intrik dan kecurangan, Ahok tetap berdiri sebagai pemimpin yang berkomitmen pada nilai-nilai integritas.

Karakter Ahok dan Nilai yang Diusung

Buku ini juga banyak menggarisbawahi bahwa meskipun Ahok adalah sosok yang keras dan blak-blakan, terutama dalam mengelola pemerintahan, ia memiliki kepedulian yang besar terhadap masyarakat.

Valinka menggambarkan Ahok sebagai pemimpin yang bersedia bekerja keras untuk rakyat dan tidak segan-segan melawan korupsi.

Beberapa bab dalam buku ini mengisahkan tentang bagaimana Ahok dengan berani menantang kebijakan-kebijakan yang tidak adil serta relasinya dengan bawahannya dalam menjaga transparansi di pemerintahan.

Salah satu nilai yang terus dibawa Ahok dalam kepemimpinannya adalah BTP---Bersih, Transparan, dan Profesional. Valinka menggambarkan ini sebagai prinsip utama Ahok dalam setiap keputusan yang diambilnya.

Buku ini juga menyinggung berbagai tantangan dan kontroversi yang dihadapinya. Ahok dijelaskan sebagai seseorang yang sangat berani, meskipun tahu jalan yang diambilnya tidak selalu mudah.

Kontribusi Sosial dan Politik

Selain menceritakan kehidupan pribadi dan karier politik Ahok, buku ini juga memberikan wawasan lebih luas tentang bagaimana Ahok melihat perannya dalam konteks yang lebih besar, yaitu sebagai agen perubahan di Indonesia.

Salah satu hal menarik adalah bahwa hasil dari penjualan buku ini disumbangkan untuk mendukung kampanye politik Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI 2017.

Ini menekankan bahwa proyek buku ini tidak hanya menjadi karya dokumentasi, tetapi juga alat untuk mendukung misi dan visi Ahok dalam dunia politik.

Menginspirasi Generasi Muda

Dalam buku ini, Ahok juga diceritakan memiliki visi untuk menginspirasi generasi muda agar terjun ke dunia politik dengan nilai-nilai yang sama seperti yang dia pegang.

Melalui kisah hidupnya, Ahok memberikan contoh tentang bagaimana seseorang bisa berjuang dalam politik dengan integritas tinggi.

Penulis ingin menunjukkan bahwa meskipun banyak tantangan yang dihadapi, masih ada tokoh-tokoh yang mampu menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab dan ketulusan.

Kritik dan Tanggapan

Buku ini, meskipun penuh dengan pujian terhadap Ahok, tak luput dari kritik. Salah satu yang menjadi sorotan saya adalah ukuran buku yang relatif tipis, hanya sekitar 112 halaman.

Sehingga, beberapa pembaca mungkin merasa bahwa isu-isu yang lebih mendalam terkait dengan politik dan kepemimpinan Ahok kurang dijelaskan dengan detail.

Gaya penulisan yang berbasis dari kumpulan tweet juga membuat narasinya terasa cepat dan kurang terstruktur bagi sebagian pembaca yang menginginkan analisis yang lebih mendalam.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, "A Man Called #AHOK" ini adalah bacaan yang menarik bagi siapa saja yang ingin memahami lebih jauh tentang perjalanan politik Ahok, nilai-nilai yang dipegangnya, dan bagaimana dia dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mencapai posisinya sebagai salah satu pemimpin politik paling berpengaruh di Indonesia saat ini.

Buku ini tidak hanya berfungsi sebagai kisah inspiratif, tetapi juga sebagai pengingat bahwa politik yang jujur dan transparan tetap mungkin, bahkan di tengah tantangan yang besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun