Buku ini, meskipun penuh dengan pujian terhadap Ahok, tak luput dari kritik. Salah satu yang menjadi sorotan saya adalah ukuran buku yang relatif tipis, hanya sekitar 112 halaman.
Sehingga, beberapa pembaca mungkin merasa bahwa isu-isu yang lebih mendalam terkait dengan politik dan kepemimpinan Ahok kurang dijelaskan dengan detail.
Gaya penulisan yang berbasis dari kumpulan tweet juga membuat narasinya terasa cepat dan kurang terstruktur bagi sebagian pembaca yang menginginkan analisis yang lebih mendalam.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, "A Man Called #AHOK" ini adalah bacaan yang menarik bagi siapa saja yang ingin memahami lebih jauh tentang perjalanan politik Ahok, nilai-nilai yang dipegangnya, dan bagaimana dia dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mencapai posisinya sebagai salah satu pemimpin politik paling berpengaruh di Indonesia saat ini.
Buku ini tidak hanya berfungsi sebagai kisah inspiratif, tetapi juga sebagai pengingat bahwa politik yang jujur dan transparan tetap mungkin, bahkan di tengah tantangan yang besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H