Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di Indonesia memperlihatkan tren menarik yang semakin banyak diperbincangkan, yaitu meningkatnya jumlah calon kepala daerah perempuan.
Fenomena ini bukan hanya mencuri perhatian publik, tetapi juga mencerminkan perubahan penting dalam dinamika politik di Indonesia.
Keterlibatan perempuan dalam politik semakin signifikan, tentu saja pertanyaannya adalah faktor apa yang mendorong munculnya fenomena ini?
Tulisan ini tidak hanya menyoroti faktor penyebab kemunculan perempuan di Pilkada 2024, tapi juga menyoroti pentingnya keterwakilan perempuan di panggung politik.
Selain itu, tulisan ini juga akan mendiskusikan tantangan dan hambatan yang masih menjadi pergumulan perempuan untuk masuk dalam dunia politik.
Faktor Kemunculan Perempuan di Panggung Politik
Hemat saya, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi kemunculan perempuan di panggung politik 2024 sebagai berikut.
Pertama, Peningkatan Kesadaran akan Kesetaraan Gender
Salah satu alasan utama mengapa semakin banyak perempuan mencalonkan diri sebagai kepala daerah adalah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesetaraan gender.
Upaya berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun organisasi non-pemerintah, untuk menggalakkan kampanye kesetaraan gender telah berbuah hasil.
Sejak Reformasi, Indonesia telah mengalami banyak perubahan dalam hal hak-hak perempuan, termasuk dalam dunia politik.
Undang-undang yang mendukung partisipasi perempuan dalam politik, seperti UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yang mewajibkan 30% keterwakilan perempuan dalam pencalonan legislatif, telah memberikan landasan penting bagi perempuan untuk terlibat lebih jauh.
Kedua, Perubahan Sosial dan Budaya
Selain faktor hukum, tentu perubahan sosial dan budaya juga berperan penting.
Dalam beberapa dekade terakhir, pandangan masyarakat terhadap peran perempuan dalam kehidupan publik dan politik telah berkembang.
Di banyak daerah, perempuan tidak lagi dipandang hanya dalam peran tradisional sebagai ibu rumah tangga atau pendukung di belakang layar, tetapi sebagai pemimpin yang berpotensi.
Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perempuan yang menduduki posisi strategis di berbagai sektor, baik di pemerintahan maupun di sektor swasta.
Ketiga, Peran Media dan Platform Digital
Di era digital seperti saat ini, media sosial dan platform online telah menjadi sarana efektif bagi perempuan untuk membangun profil politik mereka.
Dengan media sosial, calon-calon perempuan dapat langsung berinteraksi dengan masyarakat, menyuarakan pandangan, serta memperlihatkan kemampuan mereka dalam menangani isu-isu lokal.
Media ini juga membantu mengurangi ketergantungan pada struktur politik tradisional yang sering kali didominasi laki-laki, dan memungkinkan perempuan lebih mudah mendapatkan dukungan publik.
Keempat, Dukungan dari Organisasi Perempuan
Berbagai organisasi perempuan juga telah berperan dalam membina kader-kader perempuan untuk terjun ke dunia politik.
Organisasi perempuan seperti Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) dan Perempuan Amanat Nasional (PUAN) berfokus pada pemberdayaan politik perempuan, memberikan pelatihan, pendampingan, serta akses ke jaringan politik yang lebih luas.
Dukungan ini memungkinkan perempuan untuk lebih percaya diri maju dalam pemilihan kepala daerah, serta memperlengkapi mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bertarung dalam kompetisi politik yang keras.
Kelima, Meningkatnya Partisipasi Pemilih Perempuan
Keterlibatan perempuan sebagai pemilih juga meningkat dari waktu ke waktu.
Banyak pemilih perempuan yang mulai menyadari pentingnya memilih pemimpin yang mewakili kepentingan mereka.
Dengan semakin aktifnya perempuan dalam politik, baik sebagai kandidat maupun pemilih, munculnya calon-calon kepala daerah perempuan bisa dilihat sebagai cerminan dari meningkatnya permintaan untuk representasi politik yang lebih inklusif.
Pentingnya Keterwakilan Perempuan dalam Politik
Keterwakilan perempuan di panggung politik sangat penting untuk menciptakan kebijakan yang lebih berimbang dan inklusif.
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa keterwakilan perempuan dalam panggung politik penting.
Pertama, Perspektif yang Lebih Luas dalam Pengambilan Kebijakan
Perempuan membawa perspektif yang unik dalam pengambilan kebijakan, terutama dalam isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
Keterlibatan perempuan dalam politik dapat memastikan bahwa kepentingan-kepentingan tersebut terwakili dengan baik dalam proses legislasi.
Studi menunjukkan bahwa negara-negara dengan representasi perempuan yang lebih tinggi dalam pemerintahan sering kali memiliki kebijakan yang lebih progresif dalam hal hak-hak perempuan, perlindungan anak, dan kesejahteraan sosial.
Kedua, Mengurangi Kesenjangan Gender
Keterlibatan perempuan dalam politik berpotensi mengurangi kesenjangan gender yang masih ada dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Dengan lebih banyak perempuan yang terlibat dalam pengambilan keputusan politik, akan lebih mudah untuk mendorong kebijakan yang mendukung pemberdayaan perempuan, penghapusan diskriminasi gender, serta perlindungan terhadap perempuan dari kekerasan dan eksploitasi.
Ketiga, Menjadi Role Model bagi Generasi Muda
Kehadiran perempuan di panggung politik juga dapat menjadi teladan bagi generasi muda, terutama perempuan muda, untuk lebih berani terjun ke dunia politik.
Ketika perempuan melihat bahwa ada banyak contoh sukses dari perempuan yang berhasil menjadi pemimpin, mereka akan merasa lebih termotivasi untuk mengikuti jejak tersebut.
Keempat, Keseimbangan dalam Representasi
Sistem demokrasi yang sehat membutuhkan keseimbangan dalam representasi seluruh elemen masyarakat, termasuk perempuan.
Mengingat bahwa perempuan merupakan setengah dari populasi, keterwakilan mereka dalam politik harus proporsional dengan jumlah mereka di masyarakat.
Ini akan menciptakan pemerintahan yang lebih inklusif dan demokratis, di mana kepentingan seluruh warga negara dapat terwakili dengan baik.
Tantangan dan Hambatan yang Masih Dihadapi
Masuk dalam belantara dunia politik bagi perempuan tidaklah mudah. Tentu ini perkara yang sulit, mengingat budaya di Indonesia adalah budaya patriarki, di mana laki-laki mempunyai kedudukan yang tinggi dari perempuan.
Walaupun keterlibatan perempuan dalam politik menunjukkan tren yang meningkat, masih banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh calon Perempuan.
Tantangan dan hambatan yang dihadapi seperti stereotip gender, intimidasi, dan minimnya dukungan finansial untuk berkompetisi dalam merebut suara pemilih.
Beberapa daerah di Indonesia masih mempertahankan pandangan konservatif yang memandang bahwa perempuan tidak cocok untuk peran kepemimpinan.
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang lebih sistematis untuk mendukung keterlibatan perempuan dalam dunia politik, baik dari segi regulasi maupun dari perubahan sikap masyarakat.
Salah satu upaya adalah melibatkan perempuan untuk berperan aktif di kepengurusan partai atau sebagai calon anggota legislatif dan pendidikan politik secara umum untuk menambah pengetahuan masyarakat.
Apalagi jumlah pemilih perempuan yang lebih banyak bisa menjadi modal untuk mendukung keterpilihan wakil perempuan.
Kesimpulan
Sebagai penutup: Munculnya calon kepala daerah perempuan dalam Pilkada Serentak 2024 menunjukkan adanya perubahan positif dalam politik Indonesia.
Fenomena ini merupakan hasil dari kombinasi antara perubahan sosial, regulasi yang mendukung, serta dukungan dari berbagai organisasi.
Keterwakilan perempuan dalam politik sangat penting untuk menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan adil bagi semua elemen masyarakat.
Namun, tantangan masih ada, dan dibutuhkan komitmen bersama untuk memastikan perempuan dapat terus berperan aktif dan mendapatkan dukungan penuh di dunia politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H