Sistem demokrasi yang sehat membutuhkan keseimbangan dalam representasi seluruh elemen masyarakat, termasuk perempuan.
Mengingat bahwa perempuan merupakan setengah dari populasi, keterwakilan mereka dalam politik harus proporsional dengan jumlah mereka di masyarakat.
Ini akan menciptakan pemerintahan yang lebih inklusif dan demokratis, di mana kepentingan seluruh warga negara dapat terwakili dengan baik.
Tantangan dan Hambatan yang Masih Dihadapi
Masuk dalam belantara dunia politik bagi perempuan tidaklah mudah. Tentu ini perkara yang sulit, mengingat budaya di Indonesia adalah budaya patriarki, di mana laki-laki mempunyai kedudukan yang tinggi dari perempuan.
Walaupun keterlibatan perempuan dalam politik menunjukkan tren yang meningkat, masih banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh calon Perempuan.
Tantangan dan hambatan yang dihadapi seperti stereotip gender, intimidasi, dan minimnya dukungan finansial untuk berkompetisi dalam merebut suara pemilih.
Beberapa daerah di Indonesia masih mempertahankan pandangan konservatif yang memandang bahwa perempuan tidak cocok untuk peran kepemimpinan.
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang lebih sistematis untuk mendukung keterlibatan perempuan dalam dunia politik, baik dari segi regulasi maupun dari perubahan sikap masyarakat.
Salah satu upaya adalah melibatkan perempuan untuk berperan aktif di kepengurusan partai atau sebagai calon anggota legislatif dan pendidikan politik secara umum untuk menambah pengetahuan masyarakat.
Apalagi jumlah pemilih perempuan yang lebih banyak bisa menjadi modal untuk mendukung keterpilihan wakil perempuan.
Kesimpulan
Sebagai penutup: Munculnya calon kepala daerah perempuan dalam Pilkada Serentak 2024 menunjukkan adanya perubahan positif dalam politik Indonesia.