Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bisakah Gereja Menjadi Ruang yang Aman bagi Umat?

4 September 2024   22:28 Diperbarui: 4 September 2024   22:29 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pastor Joshua Low sedang mendoakan mahasiswa di chapel STT Sati | Sumber: Dokpri/Billy

Langkah ini tidak hanya memberikan bantuan yang diperlukan, tetapi juga menunjukkan bahwa gereja peduli dengan kesejahteraan mental jemaatnya.

Ketiga, Ciptakan Ruang Aman dalam Ibadah dan Kegiatan Gereja

Bagi banyak orang, gereja adalah tempat berlindung dari dunia luar yang keras. Namun, bagi mereka yang merasa minoritas, baik karena masalah mental atau alasan lainnya, gereja bisa menjadi tempat yang menakutkan.

Oleh karena itu, sangat penting bagi gereja untuk menciptakan ruang aman dalam setiap ibadah dan kegiatan.

Ini bisa diwujudkan dengan memperhatikan bahasa yang digunakan dalam khotbah dan kegiatan, serta dengan mengadakan program yang inklusif dan mendukung semua jemaat, tanpa memandang kondisi mereka.

Keempat, Menjadi Teman yang Mendampingi, Bukan Menghakimi

Gereja harus menjadi tempat di mana setiap orang merasa didengarkan dan diterima, bukan dihakimi. Ketika seseorang berbagi tentang perjuangan mereka dengan kesehatan mental, maka respons gereja haruslah penuh empati dan dukungan.

Ini berarti bahwa, kita perlu belajar menjadi teman yang mendampingi, yang hadir tanpa menghakimi atau memberikan solusi instan.

Menunjukkan kehadiran yang penuh kasih dan empati dapat menjadi penyembuhan tersendiri bagi mereka yang sedang berjuang.

Kelima, Advokasi Kesehatan Mental di Semua Ruang Hidup

Advokasi untuk kesehatan mental tidak boleh berhenti di dalam gereja saja. Setiap individu di dalam gereja harus menjadi advokat kesehatan mental di mana pun mereka berada---di tempat kerja, di rumah, atau di lingkungan sosial.

Dengan mempromosikan kesadaran tentang kesehatan mental dan mengurangi stigma di berbagai ruang hidup, kita bisa membangun komunitas yang lebih peduli dan inklusif.

Sebagai penutup: Gereja memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kesehatan mental jemaatnya.

Dengan menghentikan stigma, menyediakan akses ke layanan kesehatan mental, menciptakan ruang aman, menjadi teman yang mendampingi, dan melakukan advokasi, gereja dapat menjadi tempat yang benar-benar mencerminkan kasih Kristus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun