Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Napak Tilas di Sati Malang, Sebuah Catatan Perjalanan dan Kenangan

31 Agustus 2024   16:12 Diperbarui: 31 Agustus 2024   16:15 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya dan istri tiba di Kota Malang pada hari Selasa, 27 Agustus 2024, pukul 10.28 WIB menggunakan KA Majapahit. Meskipun terlambat sekitar 20 menit, kami benar-benar menikmati perjalanan tersebut.

Dari stasiun Kota Malang, kami menggunakan Gocar menuju STT Satyabhakti (SATI) di Karanglo dan tiba di sana pukul 10.45.

Saat memasuki kompleks kampus, kami disambut oleh pemandangan gedung kampus, asrama, dan perkantoran yang dikelilingi pepohonan rimbun.

Sejenak, saya teringat 10 tahun yang lalu ketika masih berkuliah di tempat ini. Mobil kami terus melaju ke gedung S2 yang berada di bagian belakang kampus.

Selama 5 hari, kami akan tinggal di guestroom S2 bersama Pastor Joshua Low, teman baru kami dari Malaysia yang juga merupakan alumni SATI.

Mobil kami berhenti tepat di depan gedung S2, dan kami segera menurunkan barang-barang dan menuju kamar.

Kesan pertama kami ketika masuk ke kamar adalah bersih dan mewah, lengkap dengan AC dan air panas. Rasanya seperti menginap di hotel bintang 3.

Setelah itu, kami mandi dan beristirahat hingga sore. Sebelum beristirahat, Pastor Joshua memberi tahu bahwa pada pukul 17.40, beliau akan melayani firman di ibadah KKA di GSJA "Emmanuel" Karangploso, dan kami diajak untuk ikut bersamanya.

Kami dijemput menggunakan mobil pada pukul 17.40 oleh Kak Roswel dan istri. Perjalanan ke rumah jemaat ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit.

Sesampainya di lokasi, jemaat sudah berkumpul, dan ibadah segera dimulai. Pastor Joshua menyampaikan pesan kepada jemaat bahwa dia diutus Tuhan ke Indonesia untuk menjadi saksi-Nya.

Setelah ibadah, tuan rumah menjamu kami dengan berbagai makanan dan minuman, termasuk buah jeruk dan bakso Malang.

Setelah itu, kami pulang ke kampus. Udara malam di kampus cukup dingin, sehingga kami tidur tanpa menggunakan AC karena suhu sudah cukup sejuk.

Keesokan harinya, Rabu, 28 Agustus 2024, kami memulai wawancara pertama kami dengan Pastor Joshua. Dalam sesi pertama ini, beliau menceritakan banyak tentang kisah hidupnya sewaktu kecil, yang sangat menginspirasi kami.

Pada malam harinya, kami bersama Pastor Joshua melayani di GSJA Tumpang, Malang, yang digembalakan oleh Ibu Debora Sugati. Dulu, ketika menjadi mahasiswa, Pastor Joshua melayani di gereja tersebut.

Sore itu, sekitar pukul 17.14, kami dijemput oleh seorang jemaat dan diantarkan ke GSJA Tumpang. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam.

Kami tiba di GSJA Tumpang sekitar pukul 18.10 dan disambut hangat oleh Ibu Debora dan jemaat. Saya dan istri sangat menikmati suasana ibadah malam itu.

Setelah ibadah, kami dijamu dengan berbagai jenis makanan, termasuk cilok dan ketan hitam yang sangat lezat. Kami pulang ke kampus dengan perut yang kenyang.

Keesokan harinya, Kamis, 29 Agustus 2024, kami melanjutkan wawancara kedua kami dengan Pastor Joshua. Dalam sesi ini, beliau secara khusus menceritakan tentang panggilan, kehidupan rohani, dan pernikahan, yang sangat memberkati kami.

Pada malam harinya, kami menemani Pastor Joshua melayani di Ibadah Chapel. Sudah lama sejak lulus dari SATI, saya tidak merasakan suasana ibadah di Chapel. Puji Tuhan, malam itu saya bisa kembali menikmatinya.

Yang menarik, saya diminta oleh Gembala Kampus, Kak Han, untuk menyampaikan sepatah kata mengenai apa yang sedang saya kerjakan dalam 4 tahun terakhir ini.

Saya menggunakan momen tersebut untuk menceritakan pengalaman saya menulis di Kompasiana. Di hadapan mahasiswa SATI, saya mengajak mereka untuk menulis di Kompasiana.

Alhasil, setelah ibadah, beberapa mahasiswa mendekati saya untuk bertanya tentang penulisan di Kompasiana. Saya bersyukur bahwa ada di antara mereka yang berminat untuk menulis di Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun