Setelah ibadah, tuan rumah menjamu kami dengan berbagai makanan dan minuman, termasuk buah jeruk dan bakso Malang.
Setelah itu, kami pulang ke kampus. Udara malam di kampus cukup dingin, sehingga kami tidur tanpa menggunakan AC karena suhu sudah cukup sejuk.
Keesokan harinya, Rabu, 28 Agustus 2024, kami memulai wawancara pertama kami dengan Pastor Joshua. Dalam sesi pertama ini, beliau menceritakan banyak tentang kisah hidupnya sewaktu kecil, yang sangat menginspirasi kami.
Pada malam harinya, kami bersama Pastor Joshua melayani di GSJA Tumpang, Malang, yang digembalakan oleh Ibu Debora Sugati. Dulu, ketika menjadi mahasiswa, Pastor Joshua melayani di gereja tersebut.
Sore itu, sekitar pukul 17.14, kami dijemput oleh seorang jemaat dan diantarkan ke GSJA Tumpang. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam.
Kami tiba di GSJA Tumpang sekitar pukul 18.10 dan disambut hangat oleh Ibu Debora dan jemaat. Saya dan istri sangat menikmati suasana ibadah malam itu.
Setelah ibadah, kami dijamu dengan berbagai jenis makanan, termasuk cilok dan ketan hitam yang sangat lezat. Kami pulang ke kampus dengan perut yang kenyang.
Keesokan harinya, Kamis, 29 Agustus 2024, kami melanjutkan wawancara kedua kami dengan Pastor Joshua. Dalam sesi ini, beliau secara khusus menceritakan tentang panggilan, kehidupan rohani, dan pernikahan, yang sangat memberkati kami.
Pada malam harinya, kami menemani Pastor Joshua melayani di Ibadah Chapel. Sudah lama sejak lulus dari SATI, saya tidak merasakan suasana ibadah di Chapel. Puji Tuhan, malam itu saya bisa kembali menikmatinya.
Yang menarik, saya diminta oleh Gembala Kampus, Kak Han, untuk menyampaikan sepatah kata mengenai apa yang sedang saya kerjakan dalam 4 tahun terakhir ini.
Saya menggunakan momen tersebut untuk menceritakan pengalaman saya menulis di Kompasiana. Di hadapan mahasiswa SATI, saya mengajak mereka untuk menulis di Kompasiana.