Pertama, mengurangi persentase orang miskin. Menargetkan pengurangan jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional sebanyak setidaknya setengah pada tahun 2030.
Garis kemiskinan ini bervariasi antara negara, namun umumnya dihitung berdasarkan pendapatan minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Kedua, menjamin akses terhadap layanan dasar. Memberikan akses yang lebih baik terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan air bersih untuk semua, terutama bagi mereka yang hidup dalam kondisi kemiskinan ekstrem.
Ketiga, meningkatkan ketahanan dan akses keuangan. Meningkatkan ketahanan individu terhadap dampak ekonomi dan memberikan akses yang lebih baik dalam hal keuangan dan layanan sosial.
Tantangan dan Strategi
Menghapuskan kemiskinan ekstrem hingga nol persen merupakan tantangan yang besar, tentu saja. Adapun beberapa tantangan utama termasuk ketidaksetaraan ekonomi, konflik, perubahan iklim, dan krisis ekonomi global.
Menurut laporan tahunan SDGS tahun 2023, kelompok usia paling rentan dalam persoalan kemiskinan adalah kelompok anak (usia kurang dari 18 tahun) dan lanjut usia, yang pada Maret 2022 angkanya mencapai 11,80 persen dan 10,15 persen.
Selain itu, provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Provinsi Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur angka kemiskinannya mencapai 20 persen ke atas.
Guna mencapai target penurunan kemiskinan hingga nol persen, pemerintah tentu perlu menyusun sejumlah strategi jitu untuk mengatasi kemiskinan melibatkan antara lain sebagai berikut.
Pertama, program perlindungan sosial. Menerapkan program perlindungan sosial yang efektif, termasuk bantuan tunai langsung, subsidi makanan, dan jaminan sosial.
Terkait subsidi makanan, saya setuju dengan program unggulan Makan Bergizi Gratis presiden terpilih Prabowo-Gibran. Program ini berpotensi untuk mengatasi masalah stunting anak Indonesia.
Kedua, pendidikan dan pelatihan. Memperbaiki akses dan kualitas pendidikan serta pelatihan keterampilan untuk meningkatkan peluang kerja dan pendapatan masyarakat.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya