Kompasianer, tak terasa, kita sudah berada di penghujung bulan Juli 2024. Bagaimana pengalamanmu menulis di Kompasiana sepanjang bulan ini? Berapa jumlah Artikel Pilihan atau Artikel Utama yang kamu berhasil kumpulkan?
Seperti yang sudah kita ketahui, Mimin Kompasiana telah mengeluarkan peraturan baru terkait mekanisme K-Rewards. Peraturan ini mulai diberlakukan per 1 Juli kemarin. Bagi kamu yang belum tahu, berikut saya kutip mekanismenya.
- Registrasi akun Kompasiana dan sudah melengkapi data.
- Mencantumkan nomor Gopay di pengaturan profil.
- Untuk 1 artikel Headline bakal mendapatkan 2.500 poin, 1 artikel Highlights bakal mendapatkan 500 poin, dan views di artikel tersebut bakal tetap dikonversi menjadi rupiah.
- Kompasianer wajib mendapatkan 1 artikel headline dan 3 artikel highlights setiap bulannya.
- Penghitungan bakal berhenti setiap bulan berakhir.
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa membaca panduannya di info mengenai K-Rewards Kompasiana.
Tak pelak lagi, peraturan baru ini, meski bertujuan baik, menuai pro dan kontra di antara Kompasianer. Ada yang pesimis, ada pula yang optimis.
Hemat saya, peraturan baru yang mewajibkan Kompasianer mendapatkan 3 artikel pilihan dan 1 artikel utama sebagai syarat penerima K-Rewards bukan sesuatu yang buruk, justru baik. Kompasiana ingin mendorong kita menulis artikel yang berkualitas, bukan artikel yang 'kacangan' atau asal-asalan.
Sekarang, tergantung pada kita, apakah mau menerima tantangan ini ataukah menyerah. Menyerah di sini bisa berarti berhenti menulis atau tetap memilih menulis yang 'kacangan' saja. Pilihan ada pada diri kita sendiri.
Kalau saya pribadi memilih menyanggupi tantangan baru ini. Bagi saya, ini adalah kesempatan untuk saya terbang lebih tinggi lagi dengan membuat artikel-artikel berkualitas yang kaya akan manfaat bagi pembaca Kompasiana.
Tentu saja, menulis artikel dengan target artikel utama adalah perkara yang sulit. Saya kira, kesulitan ini tidak hanya dirasa oleh Kompasianer senior, tapi juga Kompasianer pemula, seperti saya. Artinya, aturan baru ini tetap dirasa sulit bagi semua Kompasianer tanpa pandang bulu.
Masalahnya ada di diri kita masing-masing, mau berusaha keras atau tidak. Mereka yang selalu mendapat label artikel utama bisa dipastikan adalah orang-orang yang berusaha keras mengumpulkan, mempelajari bahan, lalu menulis dengan baik.
Sebagai ilustrasi, beberapa waktu lalu, saya menelpon sahabat saya, Kompasianer Muhammad Dahron yang berdomisili di Aceh untuk mengucapkan selamat atas prestasi yang baru diraihnya di Kompasiana.
Beberapa waktu lalu, Kompasiana memutuskan menyematkan Centang Biru di belakang namanya, setelah ia berhasil mengumpulkan 20 artikel utama.
Dahron bercerita bahwa selama ini ia menulis dari handphone, kadang-kadang kendala internet, dan luar biasanya hampir setiap hari dia menulis di Kompasiana.
Pantaskah saya iri pada keberhasilannya? Tidak pantas! Justru saya merasa malu jika iri pada keberhasilan sahabat saya ini.
Sederhananya begini, jika kita ingin menulis artikel yang berkualitas, maka kita perlu berusaha keras. Jika kita sudah berusaha keras, tapi belum juga tembus artikel utama, jangan galau. Terus mencoba lagi dan lagi. Siapa tahu, bulan depan salah satu artikel kita diangkat oleh editor jadi artikel utama.
Mengapa artikel utama kerap menjadi target menulis di Kompasiana? Karena artikel utama adalah artikel dengan nilai tertinggi di Kompasiana.
Saya iseng menghitung artikel utama yang saya peroleh pada bulan Juli 2024. Total artikel utama yang saya peroleh ada 10 artikel utama. Ini rekor tertinggi yang pernah saya raih selama sepuluh bulan menulis di Kompasiana.
Sebelumnya, saya belum pernah raih artikel utama sebanyak itu dalam waktu sebulan. Paling banter 2 atau 3 artikel utama. Saya akui, 10 artikel utama yang saya peroleh pada bulan ini berkat mekanisme baru mengenai K-Rewards.
Supaya lebih percaya, izinkan saya mencantumkan ke-10 judul artikel utama sebagai berikut. Kamu tinggal mengklik judul-judul tersebut untuk membaca artikel-artikel saya. Semoga bermanfaat, ya!
- "Di Balik Kemeriahan HUT Bhayangkara ke-78 di Monas".
- "Gunakan Pinjol untuk Bayar UKT, Solusi atau Masalah?"
- "Urgensi Dukungan Pemerintah terhadap Pendidikan Nonformal"
- "Jelajah Kota Harapan Indah, dari Mimbar Gereja hingga HI Evenue"
- "Mungkinkah Sungai Citarum Kembali Harum?"
- "Menakar Kebijakan Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran"
- "Dari Ngeblog hingga Traveling, Perjalananku Menghasilkan Cuan dari Hobi"
- "Pengangguran Indonesia Tertinggi di ASEAN, Pemerintah Bisa Apa?"
- "Berburu Buku Murah di Semesta Buku, Kota Kasablanka"
- "Sekolah Minggu sebagai Alternatif Pendidikan Nonformal bagi Anak"
Itulah 10 artikel utama yang saya hasilkan dalam bulan ini. Semoga bulan depan, saya tetap konsisten menghasilkan artikel-artikel berkualitas di Kompasiana.
Nah, bagaimana dengan teman-teman Kompasianer, berapa jumlah artikel pilihan atau artikel utama yang berhasil dikumpulkan sepanjang bulan Juli ini?
Jika belum ada atau tidak banyak yang dikumpulkan, jangan berkecil hati, yuk evaluasi tulisan kita. Lakukan perbaikan. Mari semangat lagi menulis yang terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H