Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mungkinkah Sungai Citarum Kembali Harum?

14 Juli 2024   14:37 Diperbarui: 16 Juli 2024   16:08 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Area hulu Sungai Citarum. | Dokumentasi Satgas Citarum Harum via Kompas.com

Keberadaan sungai di suatu daerah, tentu saja, memberikan banyak manfaat, selain sebagai jalur transportasi, sungai menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Karena itu, penting untuk menjaga kelestarian sungai agar tetap berdaya guna.

Sungai Citarum di Jawa Barat misalnya, selain memiliki makna historis, pada dirinya jutaan orang menggantungkan hidup mereka setiap hari, mulai dari hulunya di Cisanti, Gunung Wayang, hingga hilirnya di Muara Gembong.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pembangunan, semakin bertambah pula kerusakan sungai Citarum. Beberapa waktu lalu, sempat viral di media sosial, di mana sungai Citarum sempat tertutupi sampah dan enceng gondok (tumbuhan liar) dengan panjang 3 km dan lebar 60 m.

Diketahui, Pemprov Jawa Barat bergerak cepat untuk menangani sampah yang mengambang tersebut. Alhasil, sekitar 200 ton sampah berhasil diangkut dari badan sungai Citarum. Sampah yang diangkat dari air sungai kemudian dibuang ke TPA Sarimukti, Cipatat, Bandung Barat.

Setelah sungai Citarum bersih dari lautan sampah, BRIN merilis hasil risetnya terkait daerah aliran (DAS) Citarum. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan kandungan paracetamol mencapai 460 ton dan amoxicillin mencapai 336 ton per tahun. (Sumber: KATADATA.co.id).

Tulisan ini hendak menganalisis penyebab kerusakan sungai Citarum dalam beberapa tahun terakhir ini dan dampaknya bagi manusia dan lingkungan, serta langkah-langkah konkrit yang bisa dilakukan untuk memulihkan sungai Citarum agar harum dan berguna bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Apa Masalahnya? Persoalan Klasik!

Dikutip dari laman Konservasidas.fkt.ugm.ac.id, sungai Citarum telah menyandang predikat sebagai salah satu wilayah yang tercemar di dunia. Sungai yang panjangnya mencapai 269 km ini memiliki beberapa masalah utama, yang sebenarnya merupakan persoalan klasik.

Pertama, pada bagian hulu DAS, terdapat lahan kritis yang seringkali memberikan masukan erosi tanah, kemudian mengalir pada sepanjang aliran dan mengendap. Sendimentasi yang menumpuk tersebut menyebabkan potensi bencana bajir ketika musim hujan tiba.

Kedua, pencemaran sungai yang berasal dari rumah tangga atau warga sekitar DAS Citarum, mulai dari sampah rumah tangga, obat-obatan, hingga limbah tinja (tinja adalah limbah yang dilepaskan dari tubuh manusia melalui anus).

Menurut laporan BBC.com, di area sekitar rel kereta api, ada setidaknya 66 keluarga atau sekitar 237 jiwa yang masih membuang hajatnya ke sungai Cibago, anak sungaiCitarum. Mereka sudah mempunyai jamban sendiri, tapi tidak dilengkapi dengan tangki sepiteng.

Ketiga, pencemaran sungai Citarum juga berasal dari industri. Diketahui, pelaku industri masih membuang limbah ke sungai Citarum sebanyak 349.000 ton per hari. Limbah itu berasal dari 1.900 pabrik di sepanjang DAS Citarum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun