Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mungkinkah Sungai Citarum Kembali Harum?

14 Juli 2024   14:37 Diperbarui: 16 Juli 2024   16:08 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Area hulu Sungai Citarum. | Dokumentasi Satgas Citarum Harum via Kompas.com

Celakanya, hanya sekitar 10 persen dari pabrik yang memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang memadai. (Sumber: CNBCINDONESIA.com).

Keempat, adanya kebijakan normalisasi dari pemerintah setempat, namun cenderung belum dilaksanakan sepenuh hati, tumpang tindih, sehingga terlihat indikasi inkonsistensi. (Sumber: MONGABAY.co.id).

Warga berfoto di Situ Cisanti yang merupakan hulu sungai Citarum | Sumber gambar: Mongabay.co.id/Donny Iqbal
Warga berfoto di Situ Cisanti yang merupakan hulu sungai Citarum | Sumber gambar: Mongabay.co.id/Donny Iqbal

Dampaknya bagi Manusia dan Lingkungan

Tak pelak lagi, kerusakan sungai Citarum karena limbah dan sampah berdampak serius pada manusia dan lingkungan. Seperti apa dampaknya, mari kita cek faktanya berikut.

Pertama, petani gagal panen. Sungai kerapkali menjadi sumber mata pencaharian para petani, tidak terkecuali sungai Citarum. Para petani di Jawa Barat memanfaatkan anak sungai Citarum untuk mengairi lahan pertanian mereka.

Ketika sungai tercemar oleh limbah, hal ini menyebabkan tanaman padi dan jagung yang ditanam membusuk, lalu mati akibat dialiri air yang bercampur limbah. Mungkin, masih sedikit yang bisa dipanen, tapi tetap saja mereka gagal.

Kedua, penjala ikan kehilangan mata pencaharian. Tidak hanya para petani, nestapa juga dirasakan oleh penjala ikan di sungai Citarum. Mereka tidak lagi bisa mendapatkan banyak tangkapan karena ikan buruan mereka mati akibat keracunan limbah industri yang dibuang ke sungai.

Pun kalau mereka berhasil menangkap ikan, ikan yang ditangkap itu berpotensi menjadi racun bagi tubuh manusia ketika dikonsumsi karena sudah tercemar oleh limbah.

Ketiga, berpotensi bencana banjir. Pasalnya, air sungai Citarum kerap meluber ke rumah warga sekitar. Di beberapa titik banjir bahkan mencapai 3 m. Diketahui, banjir besar pernah terjadi pada Desember 2008 yang merendam ribuan rumah.

Meski sekarang banjir cepat surut tak seperti tahun 2008 silam yang mencapai 2 minggu, warga yang tinggal di dekat sungai Citarum selalu waspada jika turun hujan. Artinya, sungai Citarum sudah tak nyaman lagi bagi warga.

Belum Menyentuh Akar Persoalannya

Sebenarnya, sudah ada program-program (seperti "Citarum Bergetar" dan "Citarum Bestari") dari Pemprov Jawa Barat yang bertujuan mengatasi persoalan lingkungam dan banjir. Bahkan, pemerintah pusat juga telah turut serta dalam menangani masalah sungai Citarum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun