Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Kota Harapan Indah Bekasi, dari Mimbar Gereja hingga HI Avenue

13 Juli 2024   12:58 Diperbarui: 13 Juli 2024   16:02 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Tarian Langit, ikon Kota Harapan Indah, Bekasi | Sumber gambar: Dokumen pribadi/Billy

Malam itu, kami tidur cukup pulas. Di awal-awal, saya kesulitan tidur karena bantalnya kebesaran, tapi akhirnya makin malam, saya makin terlelap.

Pagi-pagi sekali, sekitar pukul 05.00 WIB, Risno sudah bangun untuk mandi dan sarapan. Pagi itu, dia harus berangkat ke Jakarta karena dia akan berkhotbah di gereja pusat Pasar Baru.

Sementara itu, kami berdua belum beranjak dari tempat tidur, sebab ibadah di Bekasi baru dimulai pukul 10.00. Meski begitu, kami sudah harus siap-siap pukul 08.00.

Ya kali, umatnya udah datang duluan, tapi kami belum ada di ruangan, kan malu ya sebagai tuan rumah. He-he. Sekitar pukul 09.30, sudah ada tim pemusik yang datang untuk latihan musik, Ifal dan istri saya lebih dulu menyambut mereka.

Iistri sedang berkhotbah mengenai
Iistri sedang berkhotbah mengenai "Tuhan adalah Penjagamu" | Sumber gambar: Dokumen pribadi/Billy

Tepat pukul 10.00 ibadah dimulai. Pagi itu, tidak banyak umat yang datang, hanya sekitar 10 atau 12 orang saja. Padahal, waktu saya melayani bulan lalu, kehadiran umatnya sekitar 20-an orang.

Ibadah berlangsung sekitar 2 jam, lalu ada sesi ngobrol bareng umat sekitar 30 menitan. Saya kira hal semacam ini perlu juga diterapin di gereja-gereja.

Dengan mengobrol seusai ibadah, kita bisa mengerti situasi umat. Dengan begitu, khotbah yang kita sampaikan setiap minggunya bakal mengenai pergumulan/permasalahan hidup umat.

Setelah selesai ibadah, Risno dan istrinya mengajak kami untuk makan siang di luar. Hari itu, Ifal kurang fit, sehingga tidak sempat masak.

Sambil menunggu Risno pulang dari Jakarta, kami bertiga mengobrol. Sekitar pukul 12.30, terdengar pintu digedor-gedor, itu tidak lain adalah Risno. Kami bertiga langsung turun ke lantai satu menemui Risno, lalu naik sepeda motor ke tempat makan siang.

Lokasi makan siang tidak terlalu jauh dari gereja, jaraknya sekitar 500 km. Kami masuk di salah satu restoran yang merupakan langganan Riso dan istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun