Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Nominee Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menolak Rayuan Si Bos, Wajar atau Kurang Ajar?

5 Juli 2024   22:17 Diperbarui: 5 Juli 2024   22:21 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai karyawan tentu kita tunduk dan mematuhi perintah atasan. Kita melakukan itu semata-mata demi menjaga performa kerja yang baik di mata atasan.

Kita mungkin sering dihubungi atasan di luar jam kantor dan merasa sungkan atau takut menolak permintaannya.

Kita takut gaji dipotong atau tidak dinaikan; takut dipecat atau tidak naik jabatan karena dianggap malas, dsb.

Karena itu kita terpaksa menuruti semua perintah atasan meskipun sebetulnya kita merasa tidak setuju dengan perintahnya.

Bisa enggak sih kita menolak perintah atau permintaan atasan jika hal itu dinilai kurang tepat? Apakah dengan menolak kita dianggap kurang ajar?

Sebenarnya, kita bisa kok menolak rayuan si bos tanpa takut dianggap kurang ajar. Berikut ini beberapa tips menolak rayuan atasan dengan bijak tanpa perlu merasa terintimidasi.

  • Jangan Mengiyakan Bila Ragu

Biasanya atasan akan mengajukan beberapa permintaan terkait pekerjaan atau hal lainnya di luar pekerjaan, sehingga kita bisa meresponsnya.

Dalam situasi ini sebaiknya kita tidak langsung cepat-cepat merespons. Mintalah waktu sebentar untuk memikirkan tawaran si bos.

Jika memang tawaran atasan dianggap wajar dalam artian pekerjaan itu bisa kita kerjakan tanpa mengganggu jadwal bersama keluarga atau pekerjaan kantoran lainnya, ya enggak apa-apa diiyakan.

Tapi jika tawaran si bos dianggap tidak wajar, jangan ragu untuk menolaknya. Tentu saja menolak dengan cara yang sopan, tegas, dan percaya diri.

Jangan menunjukkan keraguan atau terlihat bimbang atau ragu di depan bos, sehingga bisa dibujuk. Sekali mengatakan tidak, tetap tidak!

  • Sampaikan Alasan Penolakan

Jika kita berniat menolak tawaran si bos, maka pastikanlah kita sudah tahu apa alasannya. Dalam dunia kerja kita tidak bisa menolak permintaan atasan tanpa alasan yang jelas.

Cobalah menyampaikan keberatan kita dengan tepat dan sejujur mungkin, sehingga tidak ada yang perlu ditutup-tutupi. Berikut contoh kalimat penolakan yang sopan.

"Setelah saya pertimbangkan, sepertinya kurang bijak kalau saya memaksakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini karena ada beberapa prioritas lain yang harus saya selesaikan terlebih dahulu. Terima kasih untuk pengertiannya".

Menyampaikan alasan yang jujur setidaknya akan membuat si bos memahami keadaan kita yang sebenarnya, sehingga tidak sampai terjadi kesalahpahaman.

  • Ajukan Solusi

Sebagai karyawan tentu kita punya hak untuk menolak tawaran dari atasan. Penolakan tersebut karena memang kita merasa tidak sanggup melakukannya.

Jika memang kita ingin menolak tawaran dari si bos, setidaknya kita memberikan solusi yang terbaik kepada atasan kita.

Kita bisa merekomendasikan karyawan lain yang lebih berkompeten dan memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Siapa tahu solusi yang diajukan diterima dengan baik, sehingga atasan kita tidak masalah jika memang kita ingin menolak tawarannya.

  • Tegaskan Batasan

Kita tentu mempunyai ekspektasi terhadap pekerjaan yang dilakoni saat ini, sehingga bakal bingung jika menemukan hal-hal yang tak sesuai urusan pekerjaan.

Barangkali bos kita sering meminta kita bekerja di luar jam kantor, udah gitu kita tidak mendapat gaji tambahan atau uang lembur.

Kita boleh kok menegaskan batasan kita untuk pekerjaan termasuk sejauh mana menoleransi atasan di luar jam kantor.

Apabila sering diganggu di luar jam kantor sehingga waktu bersama keluarga jadi terganggu, itu artinya ada yang salah dengan manajemen kantor.

Kita perlu menegaskan kembali hak kita sebagai karyawan, bahwa kita perlu mendapat upah lembur termasuk mendapatkan libur, tentu dengan cara yang sopan.

Sebagai kesimpulan: terkadang atasan kita enggak ngeh kalau kita banyak kerjaan, jadi enggak apa-apa kok jika kita menyampaikan keberatan kita.

Yang terpenting adalah kita menyampaikannya dengan cara yang sopan, sehingga tidak membuat atasan kita tersinggung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun