Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menolak Rayuan Si Bos, Wajar atau Kurang Ajar?

5 Juli 2024   22:17 Diperbarui: 5 Juli 2024   22:21 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai karyawan tentu kita tunduk dan mematuhi perintah atasan. Kita melakukan itu semata-mata demi menjaga performa kerja yang baik di mata atasan.

Kita mungkin sering dihubungi atasan di luar jam kantor dan merasa sungkan atau takut menolak permintaannya.

Kita takut gaji dipotong atau tidak dinaikan; takut dipecat atau tidak naik jabatan karena dianggap malas, dsb.

Karena itu kita terpaksa menuruti semua perintah atasan meskipun sebetulnya kita merasa tidak setuju dengan perintahnya.

Bisa enggak sih kita menolak perintah atau permintaan atasan jika hal itu dinilai kurang tepat? Apakah dengan menolak kita dianggap kurang ajar?

Sebenarnya, kita bisa kok menolak rayuan si bos tanpa takut dianggap kurang ajar. Berikut ini beberapa tips menolak rayuan atasan dengan bijak tanpa perlu merasa terintimidasi.

  • Jangan Mengiyakan Bila Ragu

Biasanya atasan akan mengajukan beberapa permintaan terkait pekerjaan atau hal lainnya di luar pekerjaan, sehingga kita bisa meresponsnya.

Dalam situasi ini sebaiknya kita tidak langsung cepat-cepat merespons. Mintalah waktu sebentar untuk memikirkan tawaran si bos.

Jika memang tawaran atasan dianggap wajar dalam artian pekerjaan itu bisa kita kerjakan tanpa mengganggu jadwal bersama keluarga atau pekerjaan kantoran lainnya, ya enggak apa-apa diiyakan.

Tapi jika tawaran si bos dianggap tidak wajar, jangan ragu untuk menolaknya. Tentu saja menolak dengan cara yang sopan, tegas, dan percaya diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun