Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Polemik PPDB, Opsi Kebijakan Peningkatan Daya Tampung Sekolah

27 Juni 2024   20:28 Diperbarui: 29 Juni 2024   05:03 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Irjen Kemendikbudristek, Chatarina Muliana Girsang, dalam Forum Bersama Pengawasan Pelaksanaan PPDB di Jakarta | Sumber: Dok. inilah.com

Menurut laporan RRI.co.id, saat ini, ada sekitar 146 sekolah swasta di Tangerang, Banten yang telah menggratiskan siswanya. Kebijakan ini tentu perlu diapresiasi.

Selain menggratiskan sekolah-sekolah swasta, Pemerintah perlu juga membangun unit sekolah baru, dengan catatan pembangunannya mesti merata dan difokuskan pada daerah-daerah terpencil atau tertinggal di Indonesia.

Sebab, kenyataannya, hingga saat ini, jumlah gedung sekolah negeri di daerah-daerah terpencil masih sangat minim dan belum merata. Pun kalau ada, gedung sekolah yang ada masih dalam kondisi yang buruk. Kurangnya sarana dan prasaran pendidikan di daerah terpencil berpengaruh pada kualitas pembelajaran siswa.

Jika jumlah bangku tersedia cukup untuk seluruh usia sekolah, baik di perkotaan dan daerah-daerah terpencil, dan seluruh pembiayaan operasional sekolah ditanggung oleh Pemerintah, maka polemik PPDB otomatis bakal berhenti dengan sendirinya.

Sebagai kesimpulan: kesuksesan kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), tentu saja, bukan hanya bergantung pada andil Pemerintah Daerah, tetapi juga andil dari Pemerintah Pusat.

Jika ada kolaborasi yang baik di antara kedua belah pihak, diskriminasi dan ketidakadilan selama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bakal berkurang/bahkan hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun