Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jadi Perokok Pasif Itu Enggak Enak, Tolong Aware!

25 Juni 2024   04:21 Diperbarui: 26 Juni 2024   13:12 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI bahaya asap rokok bagi perokok pasif | THINKSTOCK via Kompas.com

 

Saya terlahir dalam keluarga yang bukan perokok. Karena itu, saya tidak terbiasa mencium bau rokok, terlebih asapnya.

Istri saya, juga demikian. Ia tidak tahan bila mencium bau rokok, apalagi asapnya.

Bau rokok dapat membuat kami pusing dan asap rokok membuat kami batuk-batuk hingga kesulitan bernapas.

Belum lama ini, kami melapor tetangga kontrakan yang suka merokok di emparan rumah ke pemilik kontrakan.

Sebelumnya, kami sempat menegur baik-baik. Tapi, karena tidak ada perubahan, kami putuskan untuk melapor ke pemilik kontrakan.

Sebenarnya, kami sudah cukup bersabar dengan menutup ventilasi udara menggunakan plastik agar tidak kemasukan bau dan asap rokok.

Tapi, langkah itu ternyata tidak mempan juga. Bau dan asap rokok tetap saja masuk melalui cela pintu.

Belum lagi, bau dan asap rokok yang menempel pada dinding dan pakaian yang kami jemur di emparan rumah -- sebuah keadaan yang sama sekali tidak enak.

Apakah si perokok tidak tahu bahwa asap rokok yang dihirup oleh orang-orang di sekitarnya berbahaya bagi kesehatan?

Ah, rasanya mustahil, jika si perokok tidak mengetahuinya.

Selain kami yang terpapar asap rokok, istri dan anak tetangga kami juga ikut terpapar. Kami sering mendengar anak dan istrinya batuk-batuk.

Masa sih suaminya tidak tahu, jika tetangga, istri dan anak-anaknya batuk-batuk karena terpapar asap rokoknya setiap hari?

Ia pasti mengetahuinya!

Masalahnya, ia masa bodoh. Egoisme inilah yang kerapkali dimiliki oleh kebanyakan perokok aktif saat ini.

Mereka merokok di sembarang tempat, entah di rumah atau di jalanan, tidak peduli apakah orang-orang di sekitarnya merasa nyaman atau tidak.

Sebagai orang yang terpapar asap rokok, saya menghimbau kepada perokok aktif untuk aware dengan lingkungan sekitar.

Pada dasarnya, saya tidak melarang anda merokok, sebab merokok adalah hak anda. Tapi, tolonglah untuk merokok di area bebas rokok, agar asapnya tidak mengganggu orang-orang di sekitar anda.

Berikut ini adalah beberapa efek buruk yang dapat dialami oleh mereka yang terpapar asap rokok secara terus-menerus.

Mengutip laman Alodokter.com, asap rokok mengandung sekitar 7.000 bahan kimia berbahaya, seperti karbon monoksida, hidrogen sianida, dan benzena.

Jika terpapar secara terus-menerus, asap rokok bisa menyebabkan kerusakan sel dan jaringan tubuh, serta menimbulkan masalah kesehatan bagi siapapun yang menghirupnya.

Masih di laman yang sama, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, setidaknya ada 8 juta kematian yang disebabkan oleh asap rokok.

Dan, 1,2 juta kasus diantaranya terjadi pada perokok pasif atau orang yang menghirup asap rokok. Jadi, tidak hanya berbaya bagi si perokok aktif, tapi juga perokok pasif.

Efek buruk yang ditimbulkan asap rokok umumnya beragam, tergantung usia dan kondisi orang yang menjadi perokok pasif. Berikut adalah penjelasannya.

Pertama, efek buruk asap rokok bagi orang dewasa. Orang dewasa yang sering menghirup asap rokok berisiko terkena kanker paru-paru, tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, iritasi di tenggorkan dan mata.

Kedua, efek buruk asap rokok bagi ibu hamil. Ibu hamil yang terpapar asap rokok berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi seperti keguguran dan kelahiran prematur.

Hal ini karena zat-zat berbahaya pada asap rokok seperti nikotin dan karbon monoksida dapat terbawa melalui aliran darah dan diserap oleh janin.

Ketiga, efek buruk asap rokok bagi anak-anak. Bayi dan anak-anak yang sering menghirup asap rokok, lebih berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti serangan asma, infeksi saluran pernapasan, alergi, dll.

Tidak hanya berdampak bagi kesehatan fisik, anak-anak yang menjadi perokok pasif juga lebih rentan mengalami gangguan tumbuh kembang, terutama perkembangan otak.

Ini bisa berpengaruh pada kemampuan kognitif atau tingkat kecerdasan anak. Jadi, jangan demi memuaskan nafsu merokokmu, kamu mengorbankan masa depan anakmu.

Oh ya, setelah kami melaporkan si perokok tadi ke pemilik kontrakan, hari ini, kami tidak melihatnya merokok di emparan rumah.

Mudah-mudahan, si perokok itu sadar dan berubah, setidaknya tidak lagi merokok di dalam kontrakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun