Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inilah Alasan Mengapa Perjudian Merusak Kehidupan

18 Juni 2024   20:20 Diperbarui: 18 Juni 2024   20:37 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjudian merupakan suatu realitas sosial yang ada di ruang publik Indonesia. Wujud perjudian beragam, mulai dari yang tradisional, hingga yang modern.

Peminatnya pun beragam, mulai dari anak-anak, hingga orang dewasa. Mereka berasal dari bermacam latar belakang sosial dan ekonomi, mulai dari yang berpendidikan rendah, hingga tinggi; mulai dari ekonomi bawah, hingga atas.

Singkatnya, judi telah menjangkiti semua lapisan masyarakat.

Meskipun perjudian tampak menarik untuk dilakukan, ia sesungguhnya mempunyai pengaruh buruk bagi kehidupan manusia.

Dalam buku Praktik Perjudian & Etika Kristen (2020), saya mencatat di situ lima pengaruh buruk yang ditimbulkan judi terhadap kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut.

Pertama, pengaruh terhadap kesehatan ekonomi. Faktor ekonomi seringkali menjadi penyebab awal seseorang berjudi.

Hal ini, terutama dialami oleh mereka yang berasal dari kalangan ekonomi bawah dan menengah. Demi meningkatkan taraf ekonomi keluarga, mereka mencoba mengubah nasib melalui perjudian.

Selain itu, faktor iseng, juga seringkali menjadi penyebab seseorang kecanduan berjudi. Saya ingat dulu pernah iseng berjudi, lalu lama-kelamaan jadi kecanduan, hingga akhirnya saya berhenti karena kalah terus. He-he.

Walau didorong oleh faktor ekonomi dan iseng, fakta di lapangan menunjukkan bahwa mereka yang terlibat aktivitas perjudian, pada akhirnya mengakibatkan perekonomian keluarga buruk, bukan tambah baik.

Berjudi tidak akan membuat perekonomian seseorang menjadi semakin lebih baik, malahan menjadi semakin lebih buruk dengan meninggalkan banyak hutang.

Kedua, pengaruh terhadap hubungan sosial. Selain berdampak buruk bagi perekonomian keluarga, berjudi juga berdampak buruk bagi hubungan sosial antar sesama.

Perilaku berjudi dapat menyebabkan hubungan sosial dalam keluarga dan masyarakat menjadi tidak harmonis.

Dalam lingkup keluarga, bisa terjadi curiga dan pertengkaran antar suami-istri atau orangtua-anak, yang lambat laun dapat berujung pada perceraian, hingga pembunuhan.

Dalam lingkup masyarakat, pelaku judi akan mengalami penolakan, terutama dari tetangga sekitar tempat tinggalnya, sebab dianggap sebagai sumber masalah.

Ketiga, pengaruh terhadap kesehatan jiwa. Pada hakikatnya, berjudi itu bersifat candu. Seseorang yang terlibat perjudian bakal sangat sulit melepaskan diri dari kebiasaan berjudi.

Seseorang yang telah kecanduan, seringkali mengalami gangguan mental seperti frustrasi. Perasaan ini sering didapati pada penjudi yang baru mengalami kekalahan dalam jumlah yang besar.

Tidak jarang, keadaan ini mendorong mereka untuk mengakhiri hidupnya. Tidak heran, presentase bunuh diri paling tinggi adalah di kota Las Vegas, pusat perjudian di Amerika Serikat.

Keempat, pengaruh judi terhadap peningkatan kriminalitas. Selain berakibat pada tindakan-tindakan merugikan diri sendiri, perilaku judi juga mengakibatkan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain.

Ketika kalah judi, seseorang bisa terdorong untuk melakukan kriminalitas seperti melakukan pencurian, kekerasan, hingga pembunuhan demi memperoleh uang sebagai modal berjudi.

Tindakan-tindakan kejahatan karena perilaku berjudi bisa kita jumpai di media-media massa saat ini. Apalagi, ketika judi online marak di Indonesia, angka kejahatan semakin naik dratis.

Kelima, pengaruh terhadap kesehatan spiritual. Perilaku judi tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental, melainkan juga kesehatan spiritual seseorang.

Keinginan untuk memeroleh kekayaan dari berjudi menyebabkan seseorang bergantung pada aktivitas berjudi. Padahal, berjudi tidak menjamin kemenangan.

Tuhan yang seharusnya menjadi tempat sandarannya, sekarang telah tergeser. Judi telah mengambil alih fokusnya.

Mantan dosen saya pernah berkata, "Harta benda tidak membuat jiwa kita lebih dekat kepada Tuhan, kecuali kasih karunia Tuhan".

Setelah dua tahun lulus, saya baru mengerti maksud perkataannya. Jika kita ingin menjaga kesehatan spiritualitas, kita perlu menghindari aktivitas berjudi dan mengejar kasih karunia/perkenanan Tuhan.

Oleh karena bahaya yang ditimbulkan judi dalam kehidupan manusia inilah, kita mengerti mengapa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk memblokir akun media sosial X (sebelumnya Twitter), lantaran membiarkan judi online bertebaran di platformn X.

Hal ini lantas menimbulkan pro dan kontra di antara pengguna media sosial X di Tanah Air. Terlepas dari pro dan kontra, maksud Kominfo, sebetulnya, bertujuan baik yaitu ingin memberantas perjudian online yang dibiarkan bertebaran di media sosial X.

Tetapi, apakah dengan memblokir media sosial X, lantas menyelesaikan masalah perjudian online itu? Saya kira, langkah ini kurang tepat.

Sebab, perjudian online yang telah lama menjamur akan dengan mudah berpindah ke media sosial lain dengan wujud yang berbeda.

Hemat saya, langkah terbaik adalah dengan melakukan kampanye dan edukasi melalui keluarga, sekolah, instansi pemerintah dan swasta mengenai bahaya judi.

Dengan demikian, masyarakat akan sadar bahwa berjudi itu tidak baik karena dapat membahayakan kehidupan keluarga, sehingga perlu dihindari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun