Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hutan Mangrove, Oase di Tengah Permukiman Muara Angke

11 Juni 2024   21:23 Diperbarui: 12 Juni 2024   20:45 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bareng Pak Haji Husen, penjaga hutan mangrove | Sumber gambar: Dokumentasi pribadi/Billy

Ketika sedang asyik ngobrol, tiba-tiba seekor burung bangau berusia remaja terbang dan hinggap di atas sepotong bambu yang ditancapkan ke dalam air.

Sesaat saya mengamatinya, burung bangau itu berwana abu-abu, paruh dan kakinya panjang. Ia cukup dekat dengan tempat kami duduk.

Spontan saya langsung mengambil handphone dari dalam saku celana dan memotret burung bangau itu. Senang sekali bisa melihat burung bangau dari dekat.

Pak Husein mengatakan, ada empat ekor burung bangau yang ia pelihara sejak kecil, termasuk yang hinggap di atas sepotong bambu ini. Sambil menunjuk ke arah burung ia berujar, "Itu ada tali di kakinya, saya yang ikat".

Tidak terasa, hari sudah mulai gelap; sudah sekitar satu jam kami ngobrol. Saya lalu minta izin untuk pamit pulang. Namun, sebelum pulang, saya meminta kesediaan beliau untuk foto bareng sebagai kenang-kenangan.

Foto bareng Pak Haji Husen, penjaga hutan mangrove | Sumber gambar: Dokumentasi pribadi/Billy
Foto bareng Pak Haji Husen, penjaga hutan mangrove | Sumber gambar: Dokumentasi pribadi/Billy

Saya berharap Pemerintah dapat menggandeng Pak Husein dan menjadikan kawasan hutan mangrove ini sebagai salah satu destinasi wisata di Muara Angke.

Kan bagus ya, di tengah-tengah pemukiman padat penduduk terdapat ruang hijau (hutan mangrove). Ia laksana oase yang dapat menyegarkan warga sekitar.

Saya mengajak seluruh warga sekitar Pelabuhan Muara Angke untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan, sebab dapat mencemari lingkungan: air dan hutan bakau.

Apabila air dan hutan bakau rusak, maka sudah tidak ada tempat lagi bagi hewan laut dan darat seperti ikan, kepiting, burung, dan biawak untuk tinggal. Pada akhirnya, kita sendiri yang menderita, bukan?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun