Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Senang traveling dan tertarik dengan isu-isu Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Manfaat Ganda Program Makan Bergizi Gratis bagi Siswa Indonesia

5 Juni 2024   22:19 Diperbarui: 7 Juni 2024   18:15 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simulasi makan siang gratis yang dilaksanakan Pemkab Tangerang di SMPN 2 Curug. (Sumber gambar: antaranews.com)

Sebagaimana yang kita ketahui, makanan bergizi gratis bagi seluruh siswa Indonesia adalah program unggulan presiden dan wakil terpilih 2024, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.

Awalnya, program ini diberi nama makan siang gratis dalam kampanye mereka saat menjadi calon presiden dan wakil presiden.

Alasan perubahan nama program, sebenarnya, lebih kepada waktu makan siswa. Biasanya, siswa pulang sekolah pukul 11 sampai 12 siang. Nah, bila harus menunggu mereka pulang sekolah baru diberi makan, itu dinilai terlalu lama.

Karena itu, waktu makan harus pada pagi hari dan istilah yang tepat menurut Prabowo adalah makan/sarapan bergizi. Siswa membutuhkan asupan gizi yang seimbang untuk mengikuti pelajaran pada pagi hari. Perubahan ini dinilai lebih tepat.

Program makan bergizi yang dicanangkan oleh Prabowo-Gibran diperkirakan memakan anggaran yang sangat besar, yakni mencapai Rp 460 triliun. Angka ini setara dengan 7,23% dari total belanja negara dalam APBN 2024 (yang nilai totalnya) Rp 3.325,1 triliun. (Sumber: RMOL.id).

Karena itu, ada kekuatiran bahwa program unggulan Prabowo-Gibran berpotensi memperbesar defisit fiskal dan mendorong pemerintah untuk menambah utang negara. Meski demikian, Prabowo-Gibran optimis bahwa program unggulan mereka tidak akan membebani negara.

Jika program andalan Prabowo-Gibran berhasil dijalankan, lantas manfaat apa yang bisa masyarakat Indonesia rasakan? Setidaknya, ada dua manfaat besar yang bakal kita rasakan: pertama, anak-anak kita mendapat asupan gizi yang seimbang. Kedua, meningkatkan perekonomian wilayah.

Makan Bergizi untuk Memperbaiki Kualitas SDM

Anak-anak Indonesia merupakan aset bangsa yang paling berharga -- merekalah penentu masa depan. Pilihan kebijakan dan investasi untuk anak yang diambil pada hari ini bakal berdampak besar terhadap masa depan Indonesia.

Program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh presiden dan wakil terpilih 2024, Prabowo-Gibran, hemat saya berpotensi memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa depan.

Berdasarkan laporan unicef.org, dua per tiga populasi Indonesia saat ini berada dalam rentang usia produktif (15-64 tahun). Populasi usia produktif yang berjumlah besar ini dapat menjadi mesin pembangunan yang luar biasa -- suatu 'bonus' yang dapat diinfestasikan untuk masa depan bangsa.

Untuk dapat memanfaatkan bonus demografi ini, pemerintah yang baru terbentuk mesti memastikan agar program andalan mereka, makan bergizi gratis bagi seluruh anak Indonesia, tepat sasaran.

Jika Indonesia tidak berinvestasi pada anak dan generasi mudanya pada saat ini; jika mereka tidak tumbuh sebagai generasi sehat yang membuat keputusan dengan matang dan siap berkompetisi di tatanan perekonomian global masa depan, maka Indonesia bakal tertinggal dan tidak melangkah maju.

Kita perlu belajar dari negara-negara maju seperti Taiwan dan Korea Selatan. Kedua negara ini bisa menjadi negara maju saat ini karena konsisten memiliki produktivitas tinggi. Kontribusi produktivitas ditingkatkan melalui investasi SDM. (Sumber: BALI POST.com).

Mudah-mudahan, melalui kebijakan program makan bergizi gratis yang mulai direalisasikan pada 2025 mendatang, Indonesia akan terus berjalan menuju masyarakat adil dan makmur, dengan tingkat kesejahteraan yang merata.

Makan Bergizi untuk Mendongkrak Perekonomian

Program makan bergizi gratis bukan hanya menjadi program penting untuk memperbaiki kualitas SDM, tetapi juga sangat penting untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.

Menteri Keuangan, seperti yang dikutip dari laman KATADATA.com, Sri Mulyani, menjelaskan bahwa untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 6% sampai 8%.

Target tersebut dapat terwujud hanya dengan menggandeng berbagai sektor seperti sektor kesehatan, pertanian, peternakan, perikanan, hingga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal.

Misalnya, dari sektor pertanian akan menyediakan panganan lokal. Demikian dari sektor peternakan menyediakan ternak yang menghasilkan telur dan susu yang berkualitas. Sementara itu, bagi daerah-daerah pesisir, para nelayan dapat menyediakan ikan segar.

Pelaku UMKM atau Warteg di sekitar sekolah akan mengolah bahan makanan menjadi makanan bergizi dalam berbagai variasi. Dan, petugas dari puskemas dapat mengecek dan menunjukkan hasil kandungan gizi dari makanan yang disajikan bagi para siswa.

Pasalnya, bujet makan bergizi per anak diperkirakan sekitar Rp 15 ribu hingga 21 ribu. Dengan bujet segini, siswa sudah mendapatkan makanan yang bervariasi dan sudah termasuk susu.

Saya optimis, jika semua sektor tersebut di atas dilibatkan dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis, maka perekonomian Indonesia akan melejit, sehingga visi Indonesia Emas 2045 akan tercapai.

Kesimpulan: melihat manfaat yang besar dari program Prabowo-Gibran, maka kita perlu mendukung sepenuhnya, tidak hanya pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, tetapi juga orangtua siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun