Tampak beberapa ABK kapal sedang membersihkan kapal dengan cara menyiram lantai kapal menggunakan air bersih yang dialirkan lewat selang.
Di ujung kapal lain, tampak beberapa nelayan sedang duduk mengobrol. Tidak banyak aktivitas nelayan pada sore hari ini, mungkin mereka sedang beristirahat.
Saya coba berjalan kaki mendekati salah satu kapal yang berlabuh dekat jembatan. Saya mengamati baik-baik kapal tersebut, mulai dari ujung kapal hingga belakang kapal.
Dari bentuknya mirip kapal pinisi. Tampak tiang-tiang kapal menjulang tinggi ke langit dan dikelilingi lampu. Ada dua lampu sorot di bagian depan kapal.
Mungkin anda bertanya, apa sih fungsi dari lampu-lampu tersebut? Fungsinya tidak lain adalah untuk menarik perhatian ikan dan cumi pada malam hari.
Sementara itu, pada bagian belakang kapal, tampak perlengkapan memasak seperti panci dan wajan yang sudah dicuci bersih. Hal ini tidak mengherankan, sebab perjalanan jauh otomatis membutuhkan perlengkapan yang memadai, termasuk perlengkapan memasak.
Kondisi laut di pelabuhan sore itu tampak tenang tidak bergelombang, sehingga kapal-kapal dapat berlabuh dengan nyaman.
Pelabuhan Perikanan Muara Angke berperan penting dalam menopang kebutuhan ikan di wilayah Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek.
Setiap harinya, pelabuhan ini menjadi tempat bongkar muat ikan dan cumi hasil tangkapan nelayan yang dibawa dari perairan sekitar Kepulauan Seribu.
Ikan cakalang adalah salah satu jenis ikan yang sering dibongkar muat di Pelabuhan Perikanan Muara Angke ini. Ikan cakalang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan sangat diminati oleh masyarakat.