Starlink telah resmi diluncurkan di Indonesia dan pemerintah menjamin tarif layanannya. Persoalanya, bagaimana dengan kesiapan masyarakat terpencil sebagai pengguna jasa Starlink? Sudahkah mereka siap menyambut kehadiran Starlink?
Misalnya, dari sektor pendidikan, kendala yang biasa ditemukan di lapangan adalah terbatasnya ketersediaan ponsel dan kuota internet di kalangan siswa. Kendala ini hingga sekarang belum bisa terselesaikan.
Selain itu, kendala lain ialah kurangnya kemampuan SDM Indonesia dalam memanfaatkan teknologi yang ada. Pemerintah perlu merumuskan kembali strategi dunia pendidikan bahkan dunia kesehatan, jangan sampai perkembangan teknologi tidak mampu diimbangi dengan kapasitas SDM yang ada.
Infrastruktur berupa jaringan internet cepat kini telah tersedia di seluruh daerah terpencil Indonesia, waktunya bagi pemerintah mempersiapkan media/alat dan SDM untuk menyambut perubahan.
Ketika infrastrukur telekomunikasi dapat diimbangi oleh SDM, maka bukan tidak mungkin Indonesia mampu mengejar ketertinggalannya dari negara-negara Asean dalam daya saing digital.
Benarlah yang dikatakan oleh Hasanuddin Wahid, seperti yang dikutip dari KOMPAS.com, bahwa upaya untuk memajukan Indonesia supaya menjadi negara dengan ekonomi digital yang kuat adalah dengan cara memperbesar akses masyarakat ke teknologi digital.
Sebagai kesimpulan, keputusan pemerintah Indonesia untuk bekerja sama dengan Elon Musk untuk menghadirkan Starlink di Indonesia, hemat saya sudah sangat tepat. Hal ini akan membawa dampak positif terutama bagi sektor pendidikan, kesehatan, dan maritim di daerah-daerah terpencil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H