Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sampah Plastik Bersih di Teluk Jakarta, Siapa Berani?

25 April 2024   22:29 Diperbarui: 26 April 2024   09:50 1349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2015-2016, M. Reza Cordova dan Intan Suci Nurhati dari Pusat Penelitian Oseannografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkirakan bahwa sebanyak 8,32 ton per hari sampah plastik yang sampai di teluk Jakarta melalui 13 sungai yang bermuara di teluk Jakarta.

Ke-13 sungai yang bermuara di di teluk Jakarta antara lain: Sungai Mookevart, Sungai Angke, Sungai Pesanggrahan, Sungai Grogol, Sungai Krukut, Sungai Baru Barat, Sungai Ciliwung, Sungai Baru Timur, Sungai Cipinang, Sungai Sunter, Sungai Buaran, Sungai Jati Kramat, dan Sungai Cakung.

Dari 13 sungai tersebut, sampah plastik paling banyak masuk ke teluk Jakarta adalah melalui sungai di Tangerang, yakni 71 persen, diikuti Jakarta sebesar 57 persen, dan Bekasi sebesar 53 persen. Demikian, dikutip dari penelitian M. Reza Cordova dan Intan Suci Nuhati. (Sumber: Nationalgeographic.grid.id).

Dengan demikian, penyumbang sampah plastik terbesar di teluk Jakarta bukan berasal dari Jakarta saja, melainkan juga dari daerah-daerah tetangganya, yaitu Tangerang dan Bekasi.

Apa Saja Dampak Sampah Plastik di Teluk Jakarta?

Riset yang mengonfirmasi bahwa sebagian besar jumlah sampah yang bermuara di teluk Jakarta berjenis styrofoam semakin menunjukkan betapa tidak sehatnya perairan laut utara Ibu Kota.

Kondisi ini, apabila tidak segera diselesaikan, maka akan berdampak buruk pada berbagai sektor, seperti terganggunya ekosistem laut, terganggunya mata pencaharian nelayan kecil, dan terganggunya sektor pariwisata (wisata bahari).

Sampah plastik dapat merusak ekosistem laut di teluk Jakarta. Masuknya sampah jenis styrofoam di teluk Jakarta dapat menimbulkan kerusakan pada terumbu karang dan kematian biota laut. Ikan-ikan akan memakan partikel mikroplastik yang tenggelam di dasar laut maupun yang mengapung di permukaan laut.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ratusan ikan di lautan telah menelan plastik. Dari 555 ikan yang diteliti, sekitar 385 spesies ikan telah memakan plastik. Mikroplastik adalah partikel kecil yang mudah dikonsumsi oleh makhluk hidup, baik sengaja maupun tidak sengaja. (Sumber: Tempo.co).

Selain sampah plastik, masalah lain yang memperparah kehidupan biota laut di teluk Jakarta ialah masuknya lumpur yang barasal dari ke-13 sungai.

Ketika saya dan istri naik kapal dari Pelabuhan Muara Angke ke Pulau Pari tahun lalu, kami terkejut luar biasa ketika melihat warna air laut. Warna air laut tidak lagi bening, tapi coklat kehitaman. Pemandangan yang sama, saya temui ketika mengunjungi Pelabuhan Sunda Kelapa beberapa waktu lalu.

Kondisi air yang keruh dapat menyebabkan ikan mabuk hingga mati, karena kekurangan oksigen. Jadi, mohon jangan lagi membuang sampah sembarangan di sungai dan di laut Jakarta, ya! Kasihan biota lautnya, mereka sekarang terancam mati karena ulah kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun