Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Teripang, Pahlawan Ekosistem Laut yang Semakin Sulit Ditemukan

22 April 2024   03:40 Diperbarui: 22 April 2024   03:58 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi teripang. (Sumber gambar: tempo.co)

"Teripang merupakan makanan yang lezat bagi sebagian orang di dunia. Hewan tanpa tulang belakang ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Namun, saat ini, keberadaan sejumlah jenis teripang semakin sulit ditemukan".

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki kekayaan laut yang sangat berlimpah. Luas lautan Indonesia sekitar 5,8 juta km dengan garis pantai sepanjang 81.290 km. Ini merupakan garis pantai produktif terpanjang kedua di dunia, setelah Kanada.

Tentu saja, hal ini, jelas membuat potensi kekayaan laut Indonesia melimpah. Aneka biota laut yang melimpah berpotensi mendorong roda perekonomian masyarakat Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke.

Salah satu kelompok biota laut yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi ialah teripang. Karena nilai ekonomis yang tinggi, selama satu dekade terakhir ini, keberadaannya di alam semakin menyusut, karena penangkapan lebih dan eksploitasi.

Teripang tidak hanya memiliki nilai ekonomis, namun juga memiliki fungsi ekologis yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem laut. Fungsi ekologis dari teripang inilah yang akan saya soroti dalam artikel ini.

Yuk, Kita Berkenalan Dulu dengan Teripang

Pada bagian awal artikel ini kita akan berkenalan sejenak dengan teripang, mulai dari penamaan, bentuk tubuhnya, hingga penyebarannya di Indonesia.

  • "Teripang" atau "Timun Laut"?

Istilah teripang (trepang, istilah yang digunakan di pasar internasional), barangkali, cukup familiar di telinga masyarakat Indonesia. Hal ini karena teripang sering diburu oleh nelayan Indonesia untuk diperdagangkan atau diekspor.

Selain teripang, penamaan lain yang sering disematkan untuk hewan yang satu ini ialah timun laut (sea cucumbers) karena bentuknya seperti timun laut. Namun, apakah timun laut dan teripang adalah hewan yang sama?

Dalam jurnal "Teripang Indonesia: Komposisi Jenis dan Sejarah Perikanan" (2005), Pradina Purwati, mengungkapkan kalau teripang merupakan anggota dari timun laut, tetapi tidak semua jenis timun laut merupakan teripang.

Menurutnya, dalam konteks Indonesia, mestinya, istilah teripang digunakan untuk menunjuk kepada jenis-jenis timun laut yang diperdagangkan saja. Dalam artikel ini, saya hanya berfokus pada teripang, anggota timun laut yang diperdagangkan atau diekspor.

  • Rupa Biologi Teripang

Kebetulan, saya pernah berburu teripang untuk dijual. Kala itu, saya masih berdomisili di Saparua, Maluku Tengah. Berdasarkan pengalaman tersebut dan informasi yang saya peroleh dari buku Teripang Indonesia: Jenis, Sebaran, dan Status Nilai Ekonomi (2019), saya mencoba mendeskripsikan seperti apakah rupa biologi teripang itu.

Secara umum, bentuk tubuh teripang itu memanjang menyerupai sayur mentimun. Teripang tidak mempunyai tulang belakang dan bergerak dengan cara merayap. Kaki-kaki tabung berada di sepanjang sisi tubuh bagian bawah.

Permukaan kulit teripang atau sisi tubuh bagian atas, umumnya, terasa kasar karena terdapat duri-duri lunak berukuran kecil (papilla) atau tonjolan-tonjolan besar yang merupakan modifikasi dari papilla. Duri-duri atau tonjolan-tonjolan tersebut tidak berbahaya, sehingga aman untuk disentuh manusia.

Yang menarik ialah lebih dari 70 persen berat tubuh teripang diisi oleh air yang akan mengalir keluar beberapa waktu setelah diangkat dari dalam air melalui lubang pembuangan (anus), yang terletak di ujung belakang (posterior).

Sedangkan, di ujung depan (anterior), terdapat mulut yang dikelilingi oleh rumbai-rumbai (tentakel). Fungsi dari tentakel ini ialah untuk mengambil makanan berupa bahan organik atau mikroalga yang terkandung di dalam sedimen atau substrat di dasar perairan.

Warna dan tubuh teripang bervariasi. Bebebrapa jenis mampu mencapai ukuran panjang hingga 100 centi meter dan berat tubuh lebih dari 6 kilo gram. Ini seperti terlihat pada jenis teripang nanas (thelenota ananas). Warna tubuh setiap ekor dalam satu jenis pun dapat memiliki gradasi karena dipengaruhi kondisi lingkungan tempatnya berkembang biak.

Teripang bergerak lamban di dasar perairan, di sela-sela padang lamun, di bawa bebatuan atau karang, atau menguburkan dirinya di dalam pasir. Beberapa penelitian mengungkapkan kalau jangkauan pergerakkan teripang berkisar sekitar 1,86 hingga 21,7 meter pada malam hari dengan kecepatan rata-rata sekitar 0,99 meter per jam.

Teripang berkembang biak dengan cara pembuahan telur oleh sperma di kolom air. Namun, ada juga beberapa jenis teripang yang bersifat fissiparous, yaitu bisa berkembang biak dengan cara membela diri. Beberapa jenis yang termasuk fissiparous ialah teripang hitam (Holotthuria atra) dan teripang gamat (Stichopus vastus).

  • Penyebaran Teripang di Indonesia

Diketahui, teripang tersebar luas di wilayah tropis dan sub-tropis di seluruh belahan dunia, tetapi pusat keanekaragaman jenis dan kelimpahannya terdapat di pulau-pulau yang tersebar di wilayah Asia Tenggara dan sekitarnya.

Dalam buku Teripang Indonesia: Jenis, Sebaran, dan Status Nilai Ekonomi (2019) disebutkan, terdapat lebih dari 1.400 jenis timun laut telah dideskripsi dari perairan seluruh dunia, 66 jenis di antaranya termasuk kedalam kelompok teripang.

Perairan Indonesia sendiri memiliki lebih dari 400 jenis timun laut, dan hasil penelitian terbaru berhasil menguak data kalau 56 jenis di antaranya termasuk kedalam kelompok teripang yang dimanfaatkan untuk diperdagangkan, terutama untuk tujuan ekspor.

Menurut laporan J. Martoyo et al., dalam buku Budi Daya Teripang (2017), penyebaran teripang di perairan Indonesia sangat luas, antara lain: di perairan pantai Madura, Jawa Timur, Bali, Sumba, Lombok, Aceh, Bengkulu, Bangka, Riau dan sekitarnya, Belitung, Kalimantan (bagian barat, timur, dan selatan), Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Timor, Papua, dan Kepulauan Seribu.

Peran Vital Teripang bagi Ekosistem Laut

Manfaat teripang selain sebagai sumber ekonomi karena memiliki nilai jual yang tinggi, juga sebagai salah satu biota kunci bagi keseimbangan ekosistem perairan dangkal. Seperti apa perannya bagi ekosistem laut dijelaskan sebagai berikut.

  • Berperan sebagai Pengolah Sendimen

Dalam buku Teripang Indonesia: Jenis, Sebaran, dan Status Nilai Ekonomi (2019) disebutkan, teripang merupakan pemakan sedimen, berperan sebagai pengolah sedimen dalam ekosistem perairan dangkal.

Lewat cara makan inilah, teripang memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Keberadaan sisa-sisa bahan organik, bakteri, dan mikroalga yang terkandung di dalam sedimen atau substrat, merupakan makanan utama bagi teripang, sehingga penimbunan zat-zat tersebut di alam dapat dicegah karena proses makannya.

Proses penyerapan bahan-bahan organik yang terkandung di dalam sedimen menggunakan bantuan enzin/mikroba yang terdapat dalam saluran pencernaan. 

Sedimen yang telah dicerna, kemudian akan dikeluarkan kembali ke alam lewat anus dengan kondisi yang lebih gembur dan mengandung bahan organik yang lebih banyak daripada sebelum dicerna.

Sebuah penelitian di Medana, Lombok Barat berhasil menguak potensi teripang sebagai kunci keseimbangan ekosistem. Pengamatan terhadap jenis teripang hitam (Holothuria atra) mampu mendaur ulang sedimen sampai 19 kilo gram kering per tahun.

Sedimen hasil pembuangan teripang ini jelas sangat bermanfaat bagi komunitas hewan dan tumbuhan yang turut membentuk ekosistem perairan dangkal. Biota laut seperti keong, karang, kepiting, cacing laut, dan lain-lain membutuhkan substrat gembur hasil pencernaan dari teripang.

Menurut laporan Ninditasya et al., dalam jurnal "Keragaman Teripang asal Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu Teluk Jakarta", teripang berperan membantu proses dekomposisi zat organik yang ada dalam sedimen, sehingga menghasilkan nutrisi kedalam rantai makanan. Teripang berperan juga sebagai penyumbang pakan berupa telur, larva, dan juwana teripang bagi organisme lain seperti krustasea, moluska maupun ikan.

  • Berperan Menjaga Kesehatan Karang

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Mark Hay (ahli bidang biologi lingkungan di School of Biological Sciences at the Georgia Institute of Technology dan Cody Clements) di pulau tropis di Pasifik mengungkapkan kalau teripang berperan penting dalam menjaga kesehatan terumbu karang.

Mulanya, Hay dan Clements membuat patch pemantauan untuk mengevaluasi kesehatan karang tanpa kehadiran teripang. Hasil eksperimen itu mengejutkannya, ketiadaan teripang ternyata menyebabkan munculnya pita putih di dasar karang yang menyebabkan kematian koloni. Ini adalah ciri umum penyakit karang terkait sendimen yang bisa ditemukan di banyak wilayah di dunia.

Kehadiran teripang dapat menolong menekan penyakit karang. Karang tanpa teripang memiliki potensi mati lebih besar. Hay dan Clements berharap penelitian mereka dapat meyakinkan masyarakat untuk membatasi penangkapan teripang, sebab teripang membantu mengendalikan penyakit karang dan mendorong pemulihan terumbu karang.

Teripang Semakin Sulit Ditemukan, Apa Penyebabnya?

Sebuah studi yang dipimpin oleh Kenny Wolfe dari The University of Queensland (UQ) di Australia mengungkapkan kalau beberapa spesies teripang dengan nilai komersial tertinggi telah mengalami penurunan populasi. Penyebab utama menurunnya populasi tersebut, yaitu karena peningkatan dan pemanenan global yang terus-menerus.

Laporan riset mereka ada dalam jurnal Biological Conservation, Februari 2022. Dalam jurnal tersebut, disebutkan kalau salah satu jenis teripang tropis yang menghilang dengan cepat ialah dari kelompok teatfish. Teatfish telah masuk dalam daftar CITES (Konservasi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah).

Pada tahun 2021, pemerintah Australia melalui Menteri Lingkungan Federal, Sussan Ley mendukung daftar CITES. Pemerintah Australia tidak mengizinkan pemanenan teripang koro (teripang hitam).

Di Indonesia, tren penjulan teripang terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari badan pangan dan pertanian PBB (FAO), pada tahun 2000, Indonesia merupakan penghasil teripang terbesar di dunia. Sekitar 2.500 ton diekspor ke Cina, Singapura, dan Taiwan.

Lalu, data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan kalau sepanjang tahun 2012 hingga 2015, tren ekspor teripang meningkat dari 900 hingga 1.200 ton. Adapun Cina tetap menjadi pelanggan utama.

Kenyataannya, meskipun tren ekspor meningkat, teripang semakin sulit ditemui di perairan Nusantara. Berdasarkan hasil riset Ana Setyastuti (Ilmuwan dari Pusat Penelitian Oseannografi Lembang Ilmu Pengetahuan Indonesia), diketahui kalau saat ini di berbagai pulau di Indonesia teripang harus dicari dengan cara menyelam ke dasar laut.

Temuan lain dari Ana ialah sepanjang tahun 2016 sampai 2017, terdapat tambahan jenis-jenis teripang lain yang masuk dalam perdagangan. Jenis-jenis teripang yang dieksploitasi beberapa tahun terakhir adalah jenis-jenis teripang yang dianggap nilai jualnya rendah.

Di sini, intervensi kebijakan lebih lanjut diperlukan demi memastikan supaya populasi teripang yang lain tidak ikut berjalan menuju kepunahan.

Upaya-upaya Perlindungan Teripang

Mengutip laporan Kompas.id, saat ini, di Indonesia, belum ada regulasi nasional yang mengatur tentang perlindungan terhadap teripang. Meskipun demikian, teripang merupakan salah satu dari 20 jenis yang menjadi prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Rencana pengelolaan teripang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) 2016-2020.

Secara aturan internasional, CITES memasukkan beberapa spesies teripang dalam appendix II, yakni segala pengambilan dari alam dan diperdagangkan akan dibatasi berdasarkan kuota yang sudah disepakati dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya. Spesies yang masuk kedalam appendix II CITES ialah teripang susu (Holothuria fuscogilva), teripang koro (H nobilis), dan H whitmaei.

  • Melakukan Pendataan

Sebagai langkah awal perlindungan terhadap teripang, LIPI kini berusaha mendeteksi jumlah teripang, jenis-jenisnya, dan distribusinya dengan menggandeng berbagai peneliti dan pemangku kepentingan di Indonesia.

Mereka men-training banyak orang dari Sabang sampai Merauke untuk menyamakan metode pemantauan stok teripang. Dengan metode ini, maka diharapkan data itu dapat disampaikan ke mereka.

Berpijak dari data itu, LIPI kemudian berharap mereka bisa membuat rekomendasi tentang perlindungan teripang di Indonesia dan menyerahkan dokumennya ke pihak CITES untuk mengatur perdagangan teripang secara internasional.

  • Memberikan Edukasi

Saya kira, di samping melakukan pendataan, juga perlu memberikan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di pesisir terkait fungsi ekologis teripang. Para nelayan harus diberitahu tentang peran penting teripang bagi keseimbangan ekosistem laut.

Mereka harus diberitahu mana jenis teripang yang boleh diambil dan tidak boleh diambil. Berapa ukuran ideal yang boleh diambil, dan sebagainya. Dengan cara ini, maka diharapkan penangkapan lebih dan eksploitasi teripang di alam bebas dapat ditekan.

  • Melakukan Budidaya

Mengingat penangkapan teripang di alam populasinya kian menurun dalam satu dekade terakhir ini, maka nelayan perlu didorong untuk melakukan pembudidayaan teripang sebagai alterantif sumber penghasilan mereka.

Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan Balai Bio Industri Laut -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk mengadakan pembenihan dan pembesaran teripang. Dengan cara ini, diharapkan perkembang-biakan teripang di alam bebas dapat terus berlanjut.

Sebagai kesimpulan: Teripang adalah bottom feeder, yaitu hewan yang hidup dari memakan organisme di dasar laut. Keberadaannya di dasar laut sangat berarti bagi terumbu karang dan biota laut lainnya. Kalau teripang tidak ada, maka terumbu karang akan sakit bahkan mati, dan ikan-ikan akan berkurang.

Maka, upaya-upaya perlindungan dan pelestarian teripang perlu dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, dan swasta. Mari kita kawal teripang di perairan Indonesia. Mari kita jaga ekosistem laut kita demi masa depan anak-cucu kita di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun