Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ada Apa dengan Sistem Pendidikan Dokter Spesialis di Indonesia?

17 April 2024   16:35 Diperbarui: 17 April 2024   16:38 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi calon dokter spesialis depresi. (Sumber gambar: unsplash.com/Jonathan Borba)

Konsekuensi dari tingginya perasaan stres ini dapat berujung pada depresi, burnout, kemarahan, iritabilitas, ansietas, kurang tidur, kelelahan, hingga penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.

Langkah-langkah untuk Mengatasi Depresi pada Calon Dokter Spesialis

Depresi yang dialami oleh calon dokter spesialis adalah masalah serius yang perlu segera ditangani, apabila dibiarkan maka akan menimbulkan dampak yang berbahaya.

Terkait depresi yang dialami oleh calon dokter spesialis, Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi, Prof Tjandra Yoga Aditama menyatakan perlu segera ditangani. Namun, bagaimana cara penanganannya tidak dijelaskan oleh beliau.

Lantas, bagaimana cara atau langkah untuk mengatasi depresi pada calon dokter spesialis? Berikut ini sejumlah langkah sederhana mengatasi depresi yang dapat dilakukan secara mandiri oleh calon dokter spesialis.

Pertama-tama, kenali gejala depresi. Cara paling mudah untuk mendeteksinya adalah, apabila kamu sudah mulai lelah dengan kuliahmu atau pekerjaanmu dan enggak mau lagi meneruskannya, hal itu bisa menjadi tanda bahwa kamu sedang depresi.

Sehingga, yang dituntut di sini adalah kepekaan kita atas kondisi mental yang kita alami.

Kedua, cobalah bertemu dengan teman-teman sesama calon dokter spesialis. Ketika sedang menjalani koasistensi, biasanya, calon dokter akan mengalami banyak sekali tekanan, entah dari segi tuntutan akademik, pelayanan kepada pasien rumah sakit, bahkan dari pihak supervisor mereka.

Dalam kondisi ini, calon dokter cenderung memilih untuk diam atas berbagai masalah yang dihadapinya. Mereka enggan mengutarakannya kepada supervisornya karena berbagai pertimbangan. Meski begitu, mereka sebenarnya bisa bercerita kepada sesama teman koas mereka, sehingga tidak merasa sendirian.

Ketiga, berolahraga secara rutin. Penelitian menunjukkan bahwa berolahraga secara rutin dapat membantu meredakan gejala stres, bahkan bisa mencegah masalah stres kambuh setelah sembuh.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari kegiatan olahraga, ahli kesehatan menyarankan agar berolahraga minimal 30 menit setiap hari.

Keempat, berjemur di bawah sinar matahari. Para calon dokter spesialis, mungkin, kurang terkena sinar matahari karena pekerjaan mereka lebih banyak dilakukan di dalam ruangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun