Setelah kulit kayu dikuliti secara presisi, langkah selanjutnya adalah kulit kayu dipukul-pukul (teknik pounding) menggunakan palu kayu dengan kekuatan yang terukur secara merata, hingga kulit kayu menjadi tipis dan melebar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
Setelah dipukul-pukul, teksturnya akan berubah menjadi halus merata menyerupai kain yang siap dijahit. Untuk mendapatkan 1 lembar kain baju diperlukan waktu sekitar 1-2 jam.
Langkah selanjutnya, kain kulit tadi dijemur langsung di bawah sinar matahari. Jika panas mataharinya maksimal, maka hanya diperlukan waktu sekitar 2 jam penjemuran.
Setelah itu, kain dipotong sesuai dengan pola kebutuhan dan peruntukannya. Untuk membuat satu potong baju dari desain sampai jadi tanpa finishing (memberi border, kancing baju, untaian manik-manik kayu dan hiasan lainnya) memerlukan waktu sekitar 3 jam.
Sedangkan, untuk membuat tas dengan gaya kontemporer digunakan teknik pukul dan jahit. Teknik menjahit yang digunakan adalah double lockstitch menggunakan mesin jahit khusus kulit dan jeans.
Pewarna kain kulit kayu selain dihasilkan dari kulit kayu itu sendiri, juga bisa diambil dari bahan-bahan alami seperti direndam di lumpur atau direndam di dengan bunga serta berbagai tumbuhan lain untuk menghasilkan warna lain.
Peralatan yang digunakan relatif sederhana, seperti palu yang terbuat dari kayu, mendau dan belayung (sejenis kapak tradisional). Namun, apabila ingin hasilnya lebih optimal dan terlihat lebih kontemporer, peralatan yang digunakan mesti terdiri dari mesin jahit dan pemukul logam.
Sebenarnya, selain pohon terap yang di kenal di Kalimantan, ada pula beberapa jenis pohon lain yang kulitnya bisa dijadikan bahan baku kain. Masyarakat Sulawesi Tengah, misalnya, mengenal beberapa jenis pohon, seperti beringin putih (Nunu Towula), beringin biasa (Nunu Lero), Nunu Ivo, dll.
Nah, itu tadi, sedikit informasi mengenai jenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan bahan baku kain. Bagaimana, kalian tertarik untuk membuat pakaian atau tas bergaya kontemporer dari kulit kayu terap ini? Yuk, kita main ke Kalimantan atau Sulawesi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H