Setelah kenyang, Lenny pergi ke Sungai. Yang ikut bersama Lenny adalah Keisya, anak nomor 3. Sedangkan, Chrismen bermain di teras rumah mereka.
Rupanya, racun ikan buntal itu sudah mulai bereaksi. Mula-mula, Chrismen mengeluh lemas ke ayahnya, tapi sang ayah menganggap bahwa Chrismen hanya mengalami kantuk.
Lalu, sekitar pukul 09.40, seorang warga bernama Mimi membawa pulang Lenny dari sungai menyusul Keisya. Sang istri sempat meminta suaminya membawanya ke rumah sakit, karena dirinya merasa lemas dan tenggorokannya keram.
Dalam kebingungan itu, suaminya melarikan mereka bertiga ke rumah sakit Saparua. Setelah masuk UGD, ternyata nyawa ketiganya sudah tak tertolong lagi. Mula-mula si bungsu Chrismen meninggal, menyusu ibunya, lalu Keisya.
Kabar itu segera viral di Haria dan Saparua, hingga akhirnya terdengar oleh Kakak Vina di Saru. Kakak Vina mengaku sempat shock mendengar kabar itu.
Satu hal yang Kakak Vina syukuri dari peristiwa ini adalah ketika Lenny dan Keisya sedang berada di sungai dan dalam posisi lemas, ada warga yang menolong mereka.
Seandainya, tidak ada warga di Sungai yang menolong mereka, mungkin Steven tidak pernah kalau tahu istri dan anaknya dalam situasi berbahaya. Kakak Steven menerima peristiwa kematian sang istri dan kedua anaknya sebagai musibah.
Semoga Kakak Steven dan kedua anaknya yang masih hidup diberikan kekuatan oleh Tuhan untuk menghadapi cobaan hidup ini. Tetap semangat ya, Kak Stev!
Pesan untuk kita semua adalah selalu berhati-hati ketika mengonsumsi ikan laut, khususnya ikan yang memiliki racun seperti ikan buntal atau ikan fugu ini.
Saking berbahayanya sampai-sampai para chef di Jepang tidak diizinkan mengolah ikan buntal, jika tidak memiliki surat lisensi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H