Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Ini Google Doodle Tampilkan Katak Hijau, Apa Artinya?

29 Februari 2024   14:45 Diperbarui: 29 Februari 2024   14:54 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tahun Kabisat 2024. (Sumber gambar: Dok. Google)

Hari ini, Kamis 29 Februari 2024, Google Doodle menampilkan katak hijau yang sedang meloncat di atas daun teratai. Di dadannya tertulis angka "29" - menunjukkan tanggal hari ini.

Selain itu, Google Doodle juga melampirkan angka "28" dan "1" yang merupakan simbol tambahan hari di bulan Februari 2024 - sebuah tampilan yang berbeda dari biasanya.

Setelah saya selidiki, ternyata Google ikut merayakan Tahun Kabisat 2024 atau Leap Year 2024 - sebuah momen langka yang hanya akan terulang 4 tahun sekali.

Lantas, apa itu tahun Kabisat? Yukk mari kita cek sama-sama faktanya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan "Kabisat" sebagai tahun yang jumlah harinya 366 hari (dalam tahun itu, jumlah hari dalam bulan Februari adalah 29 hari).

Sementara itu, menurut kalender masehi, tahun 2024, adalah tahun Kabisat. Hal ini, karena bulan Februari 2024 terdiri dari 29 hari.

Kemudian, menurut perhitungan NASA, peristiwa bumi mengorbit matahari membutuhkan waktu sekitar 365,25 hari atau 365 hari enam jam.

Akan tetapi, karena satu tahun hanya terdiri dari 365 hari, maka sisa waktu pengorbitan matahari digantikan setiap empat tahun di bulan Februari.

Untuk mengganti sebagian hari yang hilang, NASA menambahkan satu hari pada kalender setiap empat tahun, yang kemudian disebut sebagai tahun Kabisat.

Pertanyaan selanjutnya yang mungkin muncul adalah mengapa hari Kabisat jatuh pada bulan Februari?

Dikutip dari laman kompas.com, dalam sejarah Romawi kuno, hari Kabisat jatuh pada bulan Februari.

Kala itu, pada tanggal 8 sebelum masehi, kalender hanya terdiri dari 10 bulan, dan bangsa Romawi menganggap musim dingin sebagai satu periode yang tidak dapat dibagi menjadi beberapa bulan.

Akhirnya, bangsa Romawi pun menetapkan bulan Januari dan Februari, dan Februari menjadi bulan terakhir yang memiliki hari paling sedikit.

Kemudian, pada zaman Julius Caesar, juga menyesuaikan kalender supaya sejajar dengan matahari, dan menambahkan hari Kabisat lewat dekrit pada zamannya.

Tahun Kabisat terjadi empat tahun sekali, kecuali kalau jatuh pada tahun abad yang tidak dapat dibagi empat. Tahun kabisat berikutnya akan jatuh pada tahun 2028. Wah, yang berulang tahun pada hari Kabisat awet mudah nih. He-he.

Ngomong-ngomong, adakah di antara Kompasianer atau pembaca Kompasiana yang berulang tahun pada hari ini? Kalau ada, saya ucapkan selamat ulang tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun