Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis: Antara Perencanaan dan Spontanitas

18 Februari 2024   14:51 Diperbarui: 18 Februari 2024   14:54 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang memiliki style menulis yang berbeda-beda. Ada yang menyukai proses menulis dengan perencanaan yang matang, dan ada pula yang menyukai proses menulis yang spontan.

Di artikel kali ini, kita akan mempelajari seperti apa proses menulis dengan perencanaan yang matang dan proses menulis secara spontan. Kita juga akan mempelajari seperti apa kelemahan dan keuntungan dari kedua style menulis ini.

Menulis dengan Perencanaan

Jenis penulisan ini, biasanya, memerlukan persiapan dan perencanaan yang serius. Contohnya, ketika saya membuat buku nonfiksi, saya mesti mengumpulkan bahan dan kemudian meluangkan waktu untuk membacanya.

Proses mengumpulkan dan membaca ini memakan waktu yang cukup lama, belum lagi membuat tulisan yang akan menambah panjang durasi waktu pembuatan buku. Merencanakan, memang, mengasyikkan, tetapi juga membuat capek. Setidaknya, ini yang saya alami, ketika menulis beberapa buku nonfiksi dari tahun 2020 hingga 2023.

Karena itulah, sejak bergabung dengan Kompasiana bulan September 2023 lalu, saya memutuskan untuk pindah style menulis, dari menulis dengan perencanaan yang matang ke menulis secara spontan.

Bukan berarti bahwa, menulis dengan perencanaan tidak mempunyai keuntungan. Menulis dengan terencana, jelas mempunyai keuntungan, salah satunya tulisan yang kita buat jadi lebih rapih, baik dari segi struktur maupun dari segi konten/isi.

Saya mengamati, beberapa Kompasianer yang menulis artikel dengan persiapan yang cukup matang, sehingga sering artikel-artikel mereka masuk Headline, sebut saja Kompasianer Efrain Limbong. Beliau memang jarang menayangkan artikel di Kompasiana, tetapi sekali beliau tayang, maka dapat dipastikan masuk artikel Headline. Itu, karena beliau melakukan persiapan yang matang.

Jadi, kekuatan dari style menulis dengan terencana adalah pada persiapannya. Persiapan adalah kunci untuk kelancaran proses penulisan.

Menulis secara Spontan

Sejak awal saya menulis di Kompasiana, saya telah memutuskan untuk menulis secara spontan tanpa membuat outline.  Saya biasanya membiarkan jemari ini menari-nari di atas keyboard menuangkan ide yang melayang-layang di kepala. Terkadang, outlinenya, terbayang bersama dengan ide di kepala.

Untuk referensi tulisan, biasanya, saya mencari secara dadakan saat mulai menulis. Misalnya, saat saya menulis mengenai "Menyambangi Pelabuhan Sunda Kelapa: Melihat Fungsinya di Masa Lalu dan Kini," informasi sejarah terbentuknya Pelabuhan Sunda Kelapa, saya cari dadakan.

Yang menarik adalah style tulisan seperti ini, bisa dilakukan kapanpun dan di manapun dengan menggunakan handphone. Kita bisa menulis sambil mengantre di loket atau saat sedang menunggu waktu keberangkatan kereta api atau pesawat. Intinya, menulis spontan bisa dilakukan di sembarang tempat dan waktu.

Memang, harus diakui, tidak selalu kualitas tulisan yang dihasilkan dari proses menulis spotan itu baik. Adakalanya, hasil tulisan saya buruk, sehingga tidak dilirik oleh editor Kompasiana. Buktinya, dari 201 artikel saya yang ditayangkan di Kompasiana, hanya 152 artikel yang berlabel Pilihan, sedangkan 49 artikel lainnya tidak berlabel. Syukurlah, ada 10 artikel yang masuk Headline.

Sebenarnya, penulisan spontan dapat melatih daya kepekaan kita. Dengan menulis spontan, kita akan terlatih menangkap pesan penting dari setiap peristiwa maupun momentum. Selain itu, kita juga terlatih untuk menulis cepat.

Tidak terasa, sejauh ini, saya telah cukup banyak menghasilkan artikel di Kompasiana yang lahir dari peristiwa yang dialami sehari-hari. Peristiwa-peristiwa, yang nampaknya biasa-biasa saja bagi saya, tetapi ternyata bermakna bagi pembaca Kompasiana.

Nah, itu tadi, penjelasan mengenai style menulis secara terencana dan spontan. Kalau kalian lebih ke style menulis yang mana?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun