Sebelum berpisah, saya tanyakan siapa namanya dan di mana tinggalnya. Si abang Ojol pun memberi tahu namanya dan tempat tinggalnya.
"Saya, Dedi, bang. Saya tinggal di Kapuk," ujarnya.
"Oke bang Dedi, tetap semangat ya!" ujar saya.
Dia pun pergi dan menghilang di tengah-tengah kerumunan kendaraan bermotor. Tak lama berselang, istri saya keluar menemui saya dan kami bergegas pulang ke Meruya Utara.
Dalam perjalanan pulang, saya merenung tentang peristiwa tadi. Apa yang sebenarnya terjadi dengan si abang Ojol tadi? Mengapa dia tidak punya uang untuk memperbaiki handphonenya yang rusak? Apakah karena dia tidak mendapat orderan hari ini?
Apapun itu, semoga handphone si abang Ojol kembali membaik dan bisa digunakan untuk narik penumpang.
Kepada para driver Ojol di mana pun berada, tetap semangat mencari rezeki. Dan, kepada para customer di mana pun berada, jangan pelit ngasih bintang 5. Karena penilaian anda sangat menentukan nasib mereka sebagai Ojol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H