Seperti yang saya dan istri lakukan, kami memilih waktu libur semester. Memang, biaya tiket kapal akan jadi lebih mahal saat hari libur, tapi kami telah memesan tiket jauh-jauh hari, sehingga dapat harga yang cukup murah.
Kami juga menentukan berapa lama kami nginap di Pulau Pari. Hal ini penting karena perpengaruh pada biaya nginap dan makan selama di Pulau Pari.
Semakin lama kita berlibur di suatu tempat, maka semakin mahal biaya yang dikeluarkan. Jadi, sebaiknya jangan berlama-lama liburnya, cukup 3 atau 4 hari saja, seperti yang saya dan istri lakukan.
3. Tentukan di Mana Harus Menginap
Ketiga, yang perlu dilakukan adalah menentukan di mana harus menginap. Jika berwisata ke Pulau Pari, ada beberapa alternatif yang untuk bermalam.
Bisa menginap di tenda di tepi pantai, atau bisa juga menginap di home stay. Kedua tempat untuk bermalam ini berbeda secara harga.
Kalau nginap di tenda, kalian cukup membayar Rp 20.000 per malam per orang. Kalau kalian nginap di home stay biayanya sekitar Rp 400.000 per malam.
Kami memilih nginap di tenda saja, karena menyesuaikan dengan biaya liburan kami selama 3 malam 4 hari di Pulau Pari. Meskipun hanya tidur di tepi pantai beralaskan pasir putih, tapi kami benar-benar senang dan bahagia.
4. Nikmati Perjalanan
Yang terakhir, nikmati perjalanan kalian! Kami benar-benar menikmati perjalanan wisata ke Pulau Pari akhir tahun lalu. Mulai dari rumah ke Pelabuhan Muara Angke, kemudian dari Pelabuhan Angke ke Pulau Pari.
Selama di Pulau Pari, kami melakukan banyak hal seperti naik perahu kano, naik sepeda keliling pulau, berkenalan dengan biota laut, berinteraksi dengan warga setempat, hingga bermalam di tepi pantai ditemani cahaya bulan. Bahagia banget rasanya.
Kami juga memotret aktivitas kami selama di Pulau Pari, tujuannya agar ketika pulang nanti kami bisa kembali melihatnya dan menuliskannya di Kompasiana.
Istri saya berhasil menulis 1 artikel dan masuk Au, sedangkan saya berhasil menulis 8 artikel, salah satunya masuk AU. Keren, kan?