Bersepeda di jalan berpasir seperti ini, mesti berhati-hati, karena bisa terpeleset atau terjatuh. Saya sempat terpeleset 2 kali - untung tidak sampai terluka.
Perjalanan ke Pantai Rengge ditempuh sekitar 15 menit. Meski kondisi jalannya rusak, di kiri dan kanan jalan, kami dihiburkan dengan pemandangan rumput ilalang yang sudah menguning.
Kami tiba di Pantai Rengge sekitar pukul 10.25 menit. Wow, pantainya cantik karena ia berada persis di ujung membentuk mata panah. Dari Pantai ini kita bisa melihat dengan jelas kapal-kapal yang lewat.
Oh ya, di Pantai Rengge ini tidak ada fasilitas wisata ya guys, kecuali 2 kamar mandi, itu pun pintunya digembok. Dengan kata lain, pantai yang satu ini, belum siap digunakan sebagai tempat wisata.
Setelah puas berfoto-foto di Pantai Rengge, kami akhirnya kembali ke Pantai Pasir Perawan untuk makan siang. Kami tiba tepat pukul 11.00 dan langsung memesan makanan.
Makan siang kami kali ini adalah nasi putih, ikan baronang goreng, dan sambal kecap. Asli, ikan dan sambal kecapnya enak banget guys - bikin ketagihan.
Setelah kenyang, kami rehat hingga pukul 15.00, lalu melanjutkan ekspedisi kedua ke Pantai Bintang - salah satu pantai yang terkenal di Pulau Pari.
Eksplorasi Pantai Bintang
Tepat pukul 15.00 kami bangun tidur. Di luar tenda, cuaca panas tampak mulai berkurang. Saat itulah, kami mengayun sepeda ke Pantai Bintang. Jaraknya kurang lebih 1 km dari Pantai Pasir Perawan.
Kami mengayun sepeda melawati perumahan padat penduduk. Kami melewati gedung sekolah SD dan SMP, perumahan guru, dan pos kesehatan Pulau Pari.
Perlu diketahui, di Pulau Pari ini tidak ada SMA. SMA ada di Pulau Pramuka - sekitar 1 jam perjalanan dari Pulau Pari. Siswa-siswa yang sudah tamat, akan melanjutkan studi mereka di Pulau Pramuka.