Menurut teman ayah saya itu, marga "Kaitjily" yang disematkan pada ayah saya, bukan berasal dari Pulau Saparua, Maluku Tengah, tetapi dari Pulau Tidore, Maluku Utara.
Meskipun demikian, saya masih tetap penasaran, kenapa terjadi perbedaan ejaan pada marga saya, bukan "Kaicili", tetapi "Kaitjily". Di luar dari itu, temuan saya dari hasil menulis benteng di Ternate dan Tidore tetap mengejutkan saya dan ibu saya.
Kesimpulan: Sebuah Ajakan
Meneliti tentang benteng atau benda-benda kuno peninggalan kolonial itu penuh dengan tantangan. Meskipun demikian, ada kejutan demi kejutan yang bakal kita temui saat kita menelitinya.
Nah, tunggu apalagi, sekarang waktunya untuk kalian megeksplorasi tempat-tempat bersejarah di daerah kalian, khususnya tempat-tempat yang diketahui sebagai situs sejarah kolonial. Bagikan cerita atau opini kalian di Kompasiana, sehingga banyak orang yang bisa mengaksesnya.