Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inspiratif! Oma Albertina Baramuli Raih Gelar Magister Teologi di Usia 93 Tahun

2 November 2023   17:02 Diperbarui: 2 November 2023   17:34 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rekor mahasiswa termuda, mungkin, sudah sering kita temukan di kampus-kampus Indonesia. Sebut saja Dyah Ayu Ardhana Rewari (15) yang berhasil masuk Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia (UI). Atau, Hasna Nur Shadrina (15) yang lolos menjadi mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan (ITS).

Tetapi, bagaimana kalau rekor mahawasiswa tertua? Tentunya, sangat jarang kita temui di kampus-kampus Indonesia. Pernah, Indonesia dihebohkan dengan sosok Diana Patricia Pasaribu Hasibuan.

Hal ini dikarenakan Patricia berhasil meraih tiga gelar rekor MURI sebagai mahasiswa tertua di Indonesia. Oma Patricia lulus S-1 di usia 69 tahun, lulus S-2 di usia 73 tahun, dan lulus S-3 di usianya yang ke-77 tahun.

Kisah inspiratif Patricia ini kemudian viral, setelah dirinya diundang sebagai bintang tamu di acara Kick Andy pada 31 Oktober 2014 silam (Wah, saya baru selesai studi S-1 teologi di Malang).

Saya rasa, saya tidak perlu lagi menceritakan kisah Oma Patricia untuk anda di sini. Kisah tentangnya, bisa anda akses melalui kanal YouTube Metro TV.

Namun, di sini, saya ingin bercerita tentang seorang Oma, yang baru-baru ini berhasil meraih gelar barunya Magister Teologi (M.Th.) di Sekolah Tinggi Teologi Iman Jakarta (STTIJ).

Oma yang dimaksud adalah Oma Albertina Nomay Baramuli Kaunang. Beliau mendaftar sebagai mahasiswa telogi tahun 2020, persis setahun di atas saya.

Pada saat itu, beliau berumur 90 tahun. Beliaulah satu-satunya mahasiswa tertua di kampus kami. Bahkan, mungkin beliau menjadi satu-satunya mahasiswa teologi tertua di Indonesia.

Pada tahun ini, tepatnya pada 28 Oktober lalu, Oma Albertina diwisuda pada umur 93 tahun. Beliau dinyatakan lulus dan boleh diwisuda, setelah berhasil menulis tesisnya dengan judul "Pesan Teologi Pemuridan sebagai Perintah Allah dalam Matius 28:16-20 dan Implementasinya pada Yayasan Baramuli di Tarabitan."

Wow amazing! Kalau secara usia, Oma Albertina melebihi Oma Patricia. Oma Patricia lulus kuliah S-2 di usia 73 tahun, sedangkan Oma Albertina lulus S-2 di usia yang ke-93 tahun.

Perjalanan studinya di STT Iman Jakarta kurang lebih tiga tahun, ia rangkum dalam kesan dan pesan, yang ia bacakan di depan seluruh wisudawan/i, dosen, dan tamu undangan.

Saya ingin mengutip catatan beliau itu di sini bagi anda.

Salam sejahtera bagi kita semua
Menjalani studi di STT Iman Jakarta merupakan anugerah Tuhan yang saya terima. Semua bisa dijalani dengan baik karena pertolongan-Nya. Terkhusus bagi saya ini. Usia bukan penghalang untuk memenuhi panggilan pelayanan yang Tuhan percayakan bagi kita. STT Iman Jakarta sebagai institusi pendidikan Teologi yang nengemban amanat Tuhan Yesus melalui para dosen  telah memberi teladan, mengajar, mendidik dan membimbing kami para mahasiswa untuk memiliki karakter, komitmen dan kompetensi untuk menjadi gembala yang memiliki hati misioner. Karakter Tuhan Yesus yang berakar kuat menguatkan iman percaya kepada-Nya di tengah pergumulan pelayanan. Komitmen yang mengikat kesungguhan iman pelayanan serta kompetensi yang memberikan kontribusi untuk membangun kualitas pelayanan. Sehingga terjalin kesinergisan antara iman,  pelayanan dan ilmu. Bersyukur untuk kebaikan hati dan panggilan pelayanan para stake holder di STT Iman Jakarta ini, terkhusus pada pembina yayasan, yayasan, pimpinan, para dosen, staf yang bersinergi dengan ketulusan hati memberikan pelayanan yang tulus bagi mahasiswa dalam menjalani studi di STT Iman Jakarta. Pada akhirnya biarlah segala yang kita lakukan dalam hidup ini didasari oleh iman yang teguh kepada Tuhan Yesus maka semuanya akan ditambahkannya bagi kita. By His Grace for His Glory.

Setelah Oma Albertina selesai membacakan catatannya, semua wisudawan/i, dosen, dan tamu undangan spontan bertepuk tangan memuji Oma Albertina.

Meskipun tidak memecahkan rekor MURI seperti Oma Patricia, tetap saja saya kagum dengan semangat belajar beliau. Sebagai rekan seperjuangan, saya ikut senang dan bersyukur atas pencapaian akademis beliau.

Oma Patricia dan Oma Albertina telah menjadi teladan dalam dunia pendidikan. Bagi mereka, usia tidak menjadi penghalang untuk mengenyam pendidikan. Belajar bagi mereka itu seumur hidup.

Jadi, kalau ada di antara pembaca Kompasiana, terutama yang masih muda, namun males-malesan belajar, segera tobat! Malu sama kedua Oma yang diceritakan di atas.

Salam semangat, semoga berkenan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun